Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar: Bangun Desa Jangan Dikasih Semen, Serahkan pada Ahli

Kompas.com - 21/03/2016, 09:01 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku mendapat banyak inspirasi sepulang dari kunjungannya di pasar “seni” Papringan di Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, Minggu (20/3/2016) kemarin.

Satu hal yang diperolehnya adalah pengalaman cara membangun desa berwawasan lingkungan.

“Ini inspirasi desa bagi saya. Mungkin dalam pembangunan jangan dikasih semen, dikasihkanlah pada ahli teknik sipil,” kata Ganjar.

Founder Pasar Papringan Temanggung, Singgih Susilo, menyampaikan, pola pembangunan desa saat ini cenderung tidak terarah.

Banyak jalan desa berpindah dari batu tertata yang merupakan kearifan desa diubah menjadi jalan bersemen. Begitu juga dengan desain bangunan, dari desain unik menjadi desain rumah di perkotaan.

Menurut Singgih, orang desa sudah bosan dengan desain yang telah ada dan menginginkan perubahan pembangunan seperti yang ada di kota.

“Arsitektur desa itu unik. Tanah desa malah digunakan kapling, kalau sudah permanen tidak bisa diubah lagi,” kata Singgih ketika presentasi di depan Ganjar.

Bagi Komunitas Spedagi, termasuk juga Singgih, alam desa telah mengajarkan banyak hal, serta memenuhi semua kebutuhan. Ketika membuat jalan misalnya masih ada ahli tata letak yang membuat jalan dengan desain bagus tanpa perlu membuat “polisi” tidur.

“Kami minta bapak bantu dengan regulasi. Membangun beton pada jalan harus dikurangi di desa-desa dan itu hanya bisa dibatasi dengan aturan,” tambah Singgih.

Menurut Singgih, apa yang terjadi sekarang ini lantaran arah pembangun negara pada arah industri. Semestinya negara bisa kembali pada kearifan alam.

Khusus pembangunan di desa, lanjutnya, telah kehilangan pemikirnya. Para lulusan perguruan tinggi tidak ingin kembali berkarya di tanah kelahiran.

Ganjar sendiri memberikan apresiasi atas konsep yang dicanangkan. Namun demikian, Pemerintah telah berusaha menciptakan iklim seimbang di tingkat pedesaan. Di beberapa tempat, mini market tidak diperbolehkan, namun pasar yang lebih diutamakan.

“Makanya melalui UU Desa, kami dorong untuk bisa membentuk Badan Usaha Milik Desa. Jadi, semua potensi bisa terserap semua melalui badan usaha ini, tanpa meninggalkan potensi yang ada di desa,” kata Ganjar lagi.

Pembangunan kawasan juga selalu ddidorong pada dua hal utama, yaitu penataan kawasan meliputi pekerjaan fisik, dan mengambil SDM dari desa.

“Kalau Pak Singgih buat sepeda canggih dari bambu, mestinya nanti harus ada transfer pengetahuan dan skill agar bisa dilakukan banyak orang. Turunan usahanya juga akan muncul,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com