Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sudah Biasa Banjir Teh..."

Kompas.com - 14/03/2016, 21:44 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Epul (18 tahun) warga Baleendah Bandung tersenyum riang di tengah banjir yang melanda daerahnya. Ia dengan sigap membantu masyarakat sekitar yang membutuhkan.

“Sudah biasa banjir teh, jadi buat apa sedih,” ucapnya sambil menceritakan kemampuannya memainkan berbagai alat musik, terutama rebana.

Epul bercerita, sehari-hari dia aktif di perkumpulan pemuda kampungnya. Ia mengajarkan anak-anak rebana dan bernyanyi. Ketika perayaan keagamaan, biasanya mereka tampil dan mendapat honor.

Namun ketika musim hujan dan banjir, otomatis kegiatan Epul terhenti. Maka ia pun menjadi relawan dan menolong orang-orang yang membutuhkan bantuannya.

“Di rumah juga percuma. Rumah Epul mah dari bilik, kalau banjir sudah pasti atap pun tidak terlihat. Mending jadi relawan, bisa bantu orang dan dapat makan gratis,” ucapnya sambil tertawa.

Wajahnya mendadak mendung ketika bercerita tentang keluarganya. Setelah ibunya meninggal beberapa tahun lalu, ia tinggal bersama sang kakak yang menjadi tukang bangunan. Ayahnya sendiri pergi dan menikah lagi di Bogor.

“Makanya kalau banjir gini, saya suka inget ibu saya, kalau ada ibu mungkin tidak seperti ini,” tuturnya sambil memalingkan wajah mengusap air mata yang turun di pipinya.

Lelaki yang bercita-cita jadi artis ini pun terlihat mencoba tegar. Ia lalu mendorong perahu dan membantu tim SAR membagikan logistik pada daerah yang sulit dijangkau.

Baleendah merupakan salah satu daerah di Kabupaten Bandung yang langganan terendam banjir. Kali ini, banjir tahunan tersebut merupakan yang terparah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Tata Irawan mengatakan, banjir di Bandung Selatan memang kerap terjadi.

Untuk menanggulanginya diperlukan kolam retensi dan embung-embung. Untuk membangun kolam retensi, sambung Tata, dibutuhkan lahan 7 hektar. Namun sampai sekarang, lahan yang dibebaskan baru 1 hektar.  (baca: Bupati Bandung: Memang Bupati yang Bikin Banjir?)

Ia mengaku tidak tahu menahu kapan pembebasan 6 ha lahan di Cieunteung, karena penganggarannya ada di provinsi.

“Nanti kalau ada kolam retensi, air dari Citarum akan masuk ke Cieunteung sehingga mengurangi dampak banjir atau tidak ada lagi banjir ke masyarakat,” ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku optimis keberadaan kolam retensi Cieunteung mampu mengatasi banjir di Kabupaten Bandung. Rencananya, luas kolam retensi tersebut di atas 5 hektar.

“Pembebasan lahannya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui BBWS Citarum,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com