Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Gerhana, Ada Warga Bima yang Takut dan Memilih Diam di Rumah

Kompas.com - 09/03/2016, 15:40 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com — Fenomena gerhana matahari total (GMT) tidak hanya dimaknai sebagai sebuah perayaan atas fenomena alam yang jarang terjadi.

Namun, masih ada juga sebagian masyarakat yang menganggap gerhana matahari sebagai peristiwa yang "menakutkan". Salah satunya terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat.

GMT sebenarnya bukan hal baru bagi masyarakat Bima. Fenomena yang sama pernah terjadi pada tahun 1983. Namun, oleh pemerintah, saat itu masyarakat diimbau untuk tidak keluar rumah.

Imbauan yang terjadi pada tahun 1983 itu ternyata masih diikuti oleh sebagian masyarakat di Bima hingga saat ini.

Sebagian warga Bima berada di dalam rumah selama gerhana matahari berlangsung. Mereka takut keluar rumah selama beberapa menit lantaran khawatir matanya buta jika melihat matahari secara langsung.

"Sebenarnya, kami ingin melihat gerhana matahari karena ini momen yang cukup langka. Tetapi, karena dilarang sama orang-orang, kami memilih diam dalam rumah sambil menonton TV," kata Ayu, warga Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima.

Tentu tidak semua masyarakat Bima takut dengan GMT. Ada masyarakat Bima yang menikmati keindahan GMT dan ada juga yang melakukan shalat gerhana.

Pemerintah Kota dan Kabupaten Bima memang telah mengimbau warga untuk melaksanakan shalat gerhana di mushala maupun masjid.

Umat Muslim di Kota dan Kabupaten Bima tidak mau ketinggalan menyaksikan peristiwa langka tersebut.

Warga Bima berbondong-bondong menyaksikan fenomena alam ini setelah melaksanakan shalat gerhana matahari.

Seusai shalat, mereka mulai memadati halaman masjid sambil berfoto untuk mengabadikan momen tersebut.

"Shalat gerhana hari ini memang sudah diimbau oleh pemerintah. Kami datang bersama keluarga. Kami shalat untuk bersyukur kepada Allah SWT atas kuasanya," ujar Dian, warga Lingkungan Melayu, Kota Bima.

Pemerintah mengingatkan masyarakat di Bima untuk melaksanakan shalat gerhana sebagai bentuk rasa syukur atas kebesaran Allah SWT.

Selain itu, warga juga diimbau untuk tidak melihat langsung ke arah langit tanpa menggunakan pelindung mata selama GMT berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com