Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2016, 08:06 WIB
Kompas TV Ini Detik-Detik Tenggelamnya KMP Rafelia II

Kapal Rafelia II tenggelam di Selat Bali ketika hampir sampai bibir pantai Ketapang, Banyuwangi. Pihak Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry Ketapang menyatakan, ada lima orang yang hilang dalam musibah itu.

Berdasarkan catatan Ship Traffic Control Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Rafelia II bertolak dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali, pukul 12.30. Sekitar 15 menit kemudian, nakhoda kapal Rafelia II, Bambang Adi, menghubungi petugas ship traffic control untuk meminta tindakan darurat, yakni permintaan evakuasi penumpang.

Lima menit kemudian, nakhoda juga menghubungi Manajer Operasional PT Dharma Bahari Utama Sekali, pemilik kapal, dan 19 menit setelahnya kapal tenggelam dekat dengan pendaratan kapal di Pantai Ketapang, Banyuwangi.

Banyak isu beredar mengenai penyebab tenggelamnya kapal. Isu itu mulai dari kelebihan muatan, arus Selat Bali yang deras dengan kecepatan 0,5 knot, kondisi kapal yang tak laik, hingga teknik penataan kendaraan di kapal yang tak imbang.

Namun, belum ada pernyataan resmi soal penyebabnya. Selama ini, Selat Bali dikenal berarus kencang. Kapal yang menyeberang harus mengikuti arus atau berzig-zag dan tak jarang ada kapal kandas terseret arus.

Di setiap inspeksi menjelang Lebaran, Kementerian Perhubungan selalu turun tangan untuk memeriksa kelengkapan alat penyelamatan. Hasilnya pun selalu beres. Namun, entah mengapa saat kejadian kapal tenggelam, tetap saja ada penumpang yang tidak kebagian jaket pelampung.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Umar Aris mengatakan, sebelum kapal bertolak, syahbandar sudah mengecek seluruh kelengkapan keselamatan, termasuk jumlah pelampung keselamatan. Kapal pun dinilai layak berlayar dan diberikan surat berlayar.

"Ketika dinyatakan tak layak, tentu saja syahbandar akan melarang kapal itu beroperasi. Mengenai masalah kenapa sampai terjadi musibah, itu masih dalam penyelidikan," katanya.

Tenggelamnya kapal Rafelia II ironi dari kebijakan keselamatan penyeberangan. Kapal itu tak mempunyai manifes detail. Pencatatan penumpang kapal hanya berdasarkan kendaraan yang masuk, bukan jumlah penumpang di dalamnya.

"Mau yang masuk mobil kosong atau penuh, ya, tetap dicatat satu mobil. Jadi, kalau ada musibah seperti ini, kami tak bisa memastikan detail berapa jumlah nyawa di dalamnya," kata Kepala Polres Banyuwangi Ajun Komisaris Besar Bastoni Purnama. (Siwi Yunita C)


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Maret 2016, di halaman 12 dengan judul ""Lompat Nak... Ayo Lompat...!"".


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com