Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Haru Nuradi, Bocah Gagal Ginjal dan Tuna Rungu yang Ingin Jadi Tentara

Kompas.com - 06/03/2016, 15:58 WIB
Junaedi

Penulis


MAMUJU UTARA, KOMPAS.com -  Nurhadi (13), bocah asal desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya, Mamauju Utara, Sulawesi Barat ini hidup memprihatinkan. Bocah malang ini mengalami gangguan pendengaran dan gagal ginjal.

Tak ada biaya pengobatan membuat Nurhadi yang perutnya mulai membuncit akibat gagal ginjal pada tahun 2015 berjuang keras hidup di tengah keterbatasan. Ayahnya, sebagai tulang punggung keluarga tak bisa lagi bekerja karena jatuh dari motor. Demikian pula dengan kedua adik Nurhadi yang sakit.

Sialnya, rumah yang mereka tempati juga terbakar tahun lalu di saat Nurhadi dan keluarganya tengah berobat ke Palu, Sulawesi Tengah. Kini, keluarga Nurhadi tinggal menumpang di rumah warga yang sangat sederhana.

“Dulu pertama kali sakit, sempat dibawah berobat, belum sembuh kita kena musibah lagi, rumah terbakar habis hingga terpaksa menumpang di rumah warga karena tak punya biaya. Nurhadi dan ayahnya juga sakit berbulan-bulan setelah terjatuh dari motor,” tutur Marhumi, ibunda Nurhadi yang kini menjadi tulang punggung keluarga itu.

Laksono Hari Wiwoho Nurhadi (13) siswa putus sekolah di Mmauju utara sulawesi barat lantaran jatuh sakit karena menderita gagal Ginjal. Selain perutnya kian membuncit, kedua kakai bocah ini membengkak dna mulai tak bisa berjalan. Tak hanya itu Nurhadi kini terpaksa berkomunikasi dengan keluarga atau siapa pun melalui tulisan lantaran pendengarannya mulai terganggu sejak sakit 2015
Dengan hanya mengandalkan pendapatan Marhumi sebagai buruh kebun cokelat, keluarga ini tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, apalagi unguk keperluan berobat.

Untuk makan saja, keluarga Nurhadi hanya berharap belas kasihan tetangga dan kepala desa setempat. Keluarga ini juga akhirnya terpaksa berutang sana-sini.

Ketiadaan biaya ini membuat kondisi Nurhadi semakin parah. Perutnya semakin membuncit layaknya wanita hamil.

Kedua kakinya juga membengkak sehingga mulai sulit berjalan. Belum lagi gangguan pendengaran yang membuatnya sulit berkomunikasi dengan orang lain.

Dandim dan Bupati tampak kesulitan berkomunikasi secara verbal dengan Nurhadi. Untuk sekedar menyatakan keinginan dan cita-citanya saja, bocah ini harus menulis di atas selembar kertas atau buku. 

Di lembar kertas itu, Nurhadi menuliskan cita-citanya untuk menjadi tentara profesional apabila sudah sembuh nanti. 

Melihat kondisi Nurhadi, Komandan Kodim 1418 Mamuju Letkol Arh. Muh. Imran mengaku prihatin. Dandim mengaku terharu, meski dalam kondisi sakit, Nurhadi masih menggantungkan impian yang mulia untuk menjadi tentara.

“Memprihatikan. Meski hampir seluruh anggota keluarganya sakit, namun Nurhadi tetap bersemangat ingin sekolah kelak ketika sembuh. Saya terharu karena bocah in ternyata bercita-cita jadi tentara profesional meski kini tertunda karena sakit menahun karena diduga gagal ginjal,” ujarnya.

Rencanaya, pemerintah daerah akan membawa Nurhadi dan keluarganya untuk berobat ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Mamuju Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com