Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Candra Malik
Praktisi Tasawuf

Praktisi tasawuf yang bergiat dalam kesenian dan kebudayaan. Menulis artikel dan cerita pendek di media massa, buku-buku bertema spiritual, dan novel, serta mencipta lagu dan menyanyi. Berkiprah sebagai Wakil Ketua Lesbumi (Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2015-2020.

Laki-Laki Bertopi Koboi dan Sampah Masyarakat

Kompas.com - 25/02/2016, 21:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata
TRENGGANA berpapasan dengan laki-laki bertopi koboi di depan gang. Dia tak mengenal laki-laki yang tiba-tiba menghentikan langkahnya itu.


"Mau ke mana?" tanya laki-laki perlente itu.

"Cari tambahan, Pak," jawab Trenggana.

"Saya titip. Ini buat beli empat botol," tukasnya sambil menyodorkan uang Rp 50 ribu.

Merasa mendapat angin, Trenggana segera ke Warung Engkong.

Empat botol bir hitam dalam satu plastik sudah di tangan. Sesampai di hadapan pria misterius itu, Trenggana langsung menyerahkan bawaannya.

"Ini. Empat botol bir hitam," serunya.

"Ya sudah, buka saja," sahut laki-laki itu.

Tapi apa lacur, Trenggana mendapati keempat botol itu kosong!

"Kamu itu bagaimana, tho? Botol kosong kok dibeli?" seloroh laki-laki itu, tertawa.

Trenggana tak bisa berdalih apa pun untuk membela diri. Sebab, dia tadi membeli empat botol bir hitam tapi kenyataannya botol itu menjadi tanpa isi ketika diserahkan kepada laki-laki tak dikenal itu.

Dengan muka merah padam, ia cepat ke Warung Engkong meremas uang Rp 50 ribu kedua dari pemodalnya. Bisa ditebak betapa marah Trenggana kepada Engkong.

"Engkong! Jangan main-main ya. Aku ini disuruh orang beli bir! Kok Engkong ngasih botol kosong?" ujar Trenggana.

Engkong tak kalah marah karena dituduh menipu pembeli. Tapi perdebatan tidak berlangsung lama karena Trenggana harus buru-buru balik ke mulut gang.

"Ini, Pak. Empat botol," serunya.

Plastik dibuka dan," Piye tho, botol kosong kok dibeli!"

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com