Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Akan Datangkan Ahli Sampah dari Jepang

Kompas.com - 21/02/2016, 14:50 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, berkunjung ke Kota Kawasaki, Jepang, untuk mengurus kerja sama di bidang lingkungan, khususnya soal pengelolaan sampah.

Sepulang dari Jepang, pria yang akrab disapa Emil itu membawa kabar baik bagi warga Kota Bandung. Pemkot Bandung mendapat hibah mesin biodigester raksasa seharga Rp 40 miliar secara gratis.

Tak hanya itu, salah seorang ahli sampah asa Jepang akan berkunjung ke Bandung untuk memberi masukan soal sistem pengelolaan sampah yang profesional.

"Nanti expert-nya akan datang sekitar awal maret," kata Emil di Jalan Ir. Djuanda (Dago), Minggu (21/2/2016).

Dia mengatakan Kota Kawaski merupakan kota paling bersih di Jepang dan memiliki sistem pengelolaan sampah yang sangat canggih.

"Hasil dari Jepang, saya sudah MoU (memorandum of understanding) dengan Kota Kawasaki, kota paling canggih dalam pengelolaan lingkungan hidup. Tiga puluh tahun tahun lalu itu  kota polusi. Sekarang menjadi salah satu kota paling bersih, paling jernih," ucapnya.

Emil mengatakan, Kota Bandung tengah belajar tata cara mengelola sampah yang baik dan benar.

"Di sana itu pabrik 3R (reuse, reduce, recycle), ada skala kecamatan ada skala kota. Maka kita mau belajar," ujarnya.

Kepala PD Kebersihan Kota Bandung Deni Nurdiana menjelaskan, hibah biodigester itu tidak sepenuhnya gratis.

"Tidak full gratis, kita tetap keluarkan uang untuk pengiringan barangnya saja, pemasangan dan lainnya," ungkapnya.

Biodigester itu, kata Deni, akan dibangun di lahan milik PD Kebersihan di daerah Pasirimpun Bandung. Jika dinilai berhasil, biodigester bakal dibangun di tiap kecamatan untuk menekan biaya operasional pembuangan sampah.

Selain itu, untuk melancarkan program biodigester, PD Kebersihan juga akan memodernisasi bank sampah. Hal itu dilakukan guna mempermudah pemilahan sampah untuk nantinya diolah menggunakan mesin biodigester.

"Budaya kita belum mau memilah. Di Jepang, ada delapan jenis kategori sampah. Di kita dua saja susah. Padahal sampah itu punya nilai ekonomi yang tinggi," jelas Deni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com