Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Gubernur Jambi, Zumi Zola Cari Celah Rebut Pulau Berhala

Kompas.com - 17/02/2016, 09:27 WIB
JAMBI, KOMPAS.com - Gubernur Jambi Zumi Zola akan mencari celah agar Pulau Berhala yang kini menjadi milik Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bisa dikembalikan status ke wilayah Jambi.

"Saya sudah bicara dengan Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri Pak Zudan Arif karena beliau ini juga ikut terlibat dalam Pulau Berhala," kata Zola usai Sertijab gubernur Jambi di Jambi, Selasa (16/2/20160.

Gubernur Jambi yang baru dilantik itu juga mengatakan bahwa Dirjen Adminduk juga menyayangkan perjuangan panjang Provinsi Jambi yang akhirnya Pulau Berhala lepas dari wilayah Jambi.

"Saya sudah bilang ke Pak Dirjen akan kami bahas secara hukum, dan jika dapat celah di mana beliau bersedia mendukung. Nanti saya lihat tindaklanjutnya seperti apa," kata Zola.

Mengembalikan Pulau Berhala ke pangkuan Provinsi Jambi adalah salah satu janji politik pasangan Zumi Zola-Fachrori saat masa kampanye.

KOMPAS/IRMA TAMBUNAN Kunjungan wisata ke Pulau Berhala di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, tumbuh pesat setahun terakhir. Keindahan pantai berpasir putih di pulau ini menjadi daya tarik utama, selain pesona bawah lautnya yang menawan. Namun, pulau itu tak memiliki dermaga sehingga wisatawan yang hendak pulang harus dialihkan dengan perahu untuk naik ke atas kapal seperti terlihat Minggu (21/6/2015).

Selain itu, janji Zola juga akan memberikan fasiltas alat berat di setiap kecamatan di Provinsi Jambi. Yang mana alat berat bisa digunakan untuk memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak.

"Kita kembalikan ke kecamatan masing-masing alat berat seperti apa yang dibutuhkan, kalau butuh eskavator kita berikan, butuh alat berat jenis lain juga kita berikan. Tapi dengan anggaran yang sama," katanya.

Janji politik Zumi Zola lainnya yakni memberikan beasiswa, namun dalam pemberian beasiswa bukan hanya tepat sasaran tapi juga tepat guna.

"Untuk menelurkan sarjana itu mungkin mudah, tetapi yang dipikirkan pekerjaan nya mana. Sebab itu kami butuh bantuan dan komunikasi perusahaan-perusahaan yang ada di Jambi agar merekrut putra asli Jambi jangan merekrut tenaga dari luar. Namun kita juga harus meningkatkan kualitasnya sesuai kebutuhan perusahaan," ujarnya.

Sedangkan peningkatan pangan di Jambi kata Zola juga menjadi fokus ke depan. Zola mengaku sudah rapat bersama Wapres terkait kebijakan nasional tentang peningkatan produksi kopi dan sudah berkomunikasi dengan Menteri Pertanian soal peningkatan produksi padi.

"Itu akan saya sampaikan kepada bupati/walikota untuk dapat mendukung kebijakan nasional kedaulatan pangan. Saya nanti mohon bupati/walikota agar lahan-lahan untuk pertanian dapat diperda kan agar bisa fokus, setelah itu sama-sama kita cari apa yang dibutuhkan untuk pertanian itu," kata mantan aktor Indonesia itu.

Terkait rendahnya harga karet dan sawit, Zola mengatakan banyak elemen-elemen yang harus diperhatikan, tidak bisa menaikan harga secara instan.

"Banyak sekali yang harus dipertimbangkan, salah satunya saat ini adalah bagimana kita akan dorong produksinya lancar. Sekarang banyak sekali karet-karet kita ke luar Jambi karena tidak ada jalur distribusinya yang taktis jadi ya naik harganya," katanya.

Untuk mendorong hilirisasi itu, Zola berkomitmen membangun pelabuhan Pelindo II di Muara Sabak Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dipilihnya daerah itu, kata Zola karena lebih dekat dengan laut dan tidak masalah jika musim kemarai

"Kalau di Pelabuhan Talang Duku sudah padat dan menurut Pelindo hanya bisa mengakomodir 30 persen kegiatan laut, tentu kita akan menampung sisanya itu. Karena selama ini perginya ke luar Jambi, akibatnya perputaran uang tidak terjadi di Jambi," katanya.

Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum untuk dapat membantu pembangunan pelabuhan serta menyesuaikan lebar dan tonase 60 kilometer jalan nasional menuju pelabuhan.

Sementara Pelabuhan Ujung Jabung di Sungai Itik Tanjung Jabung Timur kata Zola akan tetap dilanjutkan, namun dirinya akan memilah-milah investor yang akan menanamkan investasinya di kawasan pelabuhan tersebut.

"Ujung Jabung itu untuk pelabuhan internasional, artinya apa, waktunya lebih lama, biayanya lebih besar, tidak bisa dikerjakan sendiri dan kita butuh investor yang betul-betul kuat secara finansialnya. kita tidak bisa sembarangan mesti hati-hati, karena banyak sekali terjadi di Indonesia begitu izin diberikan pembangunan hilang dan akhirnya izin kita cabut lagi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com