Padahal, jika ruang pembukaan ruang penyimpanan mahkota ini diizinkan, ini akan menjadi kali pertama mahkota bertabur mutiara itu diperlihatkan kepada publik.
Sebelumnya sempat muncul wacana untuk memamerkan mahkota keramat milik Sultan Ternate itu bertepatan dengan momen gerhana matahari total yang bertepatan dengan ajang tahunan pesta rakyat Legugam.
Wacana itu kemudian dibantah pihak Kesultanan Ternate melalui jogugu atau perdana menteri, H Zulkiram.
Kepada Kompas.com, Rabu (10/2/2016), Zulkiram menjelaskan, mahkota Sultan Ternate adalah sesuatu yang sakral yang harus dijaga dan dipelihara kebesarannya.
Mahkota Sultan Ternate hanya boleh diperlihatkan satu kali, yaitu saat seorang sultan dinobatkan.
Sebab, untuk melihat mahkota itu harus mendapatkan izin dari sultan atau kolano. Sementara itu, sejak wafatnya Mudaffar Sjah sampai saat ini belum ada yang menggantikan posisinya sebagai Sultan Ternate.
“Mahkota bukan sesuatu yang harus dipertontonkan begitu saja, mahkota itu punya nilai mistis tersendiri, harus ada izin dari sultan, namun karena posisi sultan saat ini belum ada, makanya (mahkota) belum bisa diperlihatkan untuk umum karena perangkat kesultanan tidak bisa mengambil kebijakan, yang bisa putuskan hanya sultan,” kata H Zulkiram.
Menurut dia, tidak masalah jika mahkota itu didokumentasikan dalam bentuk gambar seperti baliho untuk dipertontonkan kepada wisatawan asing dan domestik pada momen gerhana matahari nanti.
Namun, untuk dilihat secara langsung kepada umum hingga saat ini tidak diperbolehkan. “Hanya kolano yang berhak menentukan, perangkat kesultanan lain tidak bisa mengambil kebijakan,” Zulkiram menegaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.