Benda tersebut pertama kali ditemukan penambang pasir, ketika mengambil pasir di lokasi ditemukannya bom.
Sejak melihat benda itu, para penambang sudah memastikan jika yang baru saja mereka temukan adalah bom, mengingat di lokasi itu sudah pernah ditemukan benda yang sama.
Temuan itu dirahasiakan oleh penambang pasir. Tidak satu pun warga setempat yang mengetahuinya kecuali pemilik lahan penambangan tersebut.
Wempi selaku pemilik lahan berencana menjualnya ke pengumpul besi tua, namun niatnya itu ditolak sang istri.
Suami istri itu akhirnya berdebat. Akhirnya, bom sepanjang satu meter lebih itu kembali ditutup dengan pasir agar tidak ada satu pun yang mencurigainya.
Dua pekan kemudian sejak bom itu ditemukan, atau Senin (1/2/2016) kemarin, Wadi istri pemilik lahan itu menghubungi pihak Museum Peninggalan Perang Dunia II di Morotai.
“Saya sempat berdebat dengan suami, dia inginnya benda itu dijual ke tukang besi tua, tapi saya tidak mau karena takut, lantas saya hubungi orang museum,” kata Wedi.
Warga setempat yang mengetahui itu belum memastikan besi berkarat itu masih aktif atau tidak. Namun, yang jelas menurut mereka, sebelumnya pernah ditemukan benda yang sama, yang setelah dibongkar ternyata isinya bubuk mesiu aktif.
Warga setempat juga menduga bom itu merupakan peninggalan Jepang pada masa perang dunia II.
Pihak museum juga memastikan benda itu bom peninggalan perang dunia II. Namun hingga Selasa (2/2/2016) pagi, benda tersebut masih dibiarkan di dalam pasir. Rencananya, barang ini akan diangkat Rabu besok, bersama-sama aparat keamanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.