Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Logo Ulang Tahun Mirip Palu Arit, PDI-P Kota Magelang Minta Maaf

Kompas.com - 26/01/2016, 20:34 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Magelang meminta maaf secara terbuka terkait pemasangan spanduk ucapan HUT ke-43 PDI Perjuangan yang dianggap mengandung logo mirip palu dan arit.

Petugas gabungan Satpol PP Kota Magelang diketahui telah mencopot tujuh spanduk yang sebelumnya terpasang di tiang-tiang reklame di Kota Magelang itu.

"Saya persilakan untuk dicopot kalau itu memang dikhawatirkan meresahkan masyarakat. Atas muncul multitafsir tersebut, kami minta maaf kepada masyarakat," kata Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Magelang, Stin Sahyutri Soekisno, Selasa (26/1/2016).

Kendati demikian, Stin menekankan, pihaknya tidak memiliki maksud apa pun bahwa kemudian logo HUT ke-43 PDI Perjuangan itu ternyata menimbulkan multitafsir.

Stin mengatakan, logo tersebut merupakan hasil kreativitas sejumlah kader. Stin menjelaskan, desain awal dari logo itu hanya berupa angka 43. Namun, desainer kemudian membentuk logo sehingga memicu kontroversi.

Namun, Stin mengatakan, dia tidak mengetahui desainer yang menciptakan logo kontroversial tersebut.

Sementara itu, dosen Desain Grafis STMIK Bina Patria Magelang, Wahyu Priyoatmoko, melihat secara kasatmata bahwa di spanduk ucapan HUT ke-43 PDI Perjuangan itu memang terdapat unsur palu dan arit.

"Dari sisi artistik, dinilai sah-sah saja sebagai logo yang mencerminkan identitas lembaga bersangkutan," kata Wahyu.

Desainer atau bukan, Wahyu melanjutkan, siapa pun sebisa mungkin menghindari hal-hal yang menimbulkan multitafsir, dan harus memahami pakem-pakem yang ada.

Pemahaman tersebut termasuk untuk lambang palu dan arit yang selama ini identik dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Logo tersebut juga mengingatkan masyarakat atas tragedi nasional 1965 silam.

"Hindari juga gambar-gambar yang bersifat sensitif di masyarakat, misalnya logo Nazi, lambang setan, dan lainnya," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com