Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Alun-alun Bandung Kini Mulai Kumuh dan Bau Kaki...

Kompas.com - 28/12/2015, 23:03 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Teriknya matahari Bandung ternyata tak menyurutkan hasrat Alia Setia (16) dan Tsania (16) untuk berfoto di Taman Alun-alun Bandung.

Senyum keduanya kian merekah saat jepretan kamera dari telepon pintarnya mengabadikan momen keceriaan mereka.

Sejak diresmikan bertepatan dengan malam pergantian tahun baru 2015, kawasan Alun-alun Bandung memang tidak pernah surut pengunjung.

Ribuan orang datang setiap hari untuk sekedar berfoto dan bersantai menikmati ruang terbuka di jantung kota, di tengah kepungan gedung pertokoan dan perkantoran.

Di tangan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, wajah pusat kota memang berubah drastis.

Kawasan Alun-alun yang dulu kumuh disesaki Pedagang Kaki Lima (PKL), kini berbuah menjadi ruang publik yang sangat menarik.

Namun, keindahan itu perlahan pudar. Kerusakan dan kekumuhan di beberapa sudut mulai terlihat.

Bahkan, lantai taman yang terbuat dari rumput sintetis mulai mengeluarkan bau tak sedap.

"Memang agak bau, seperti bau kaki," kata Tintin (49) warga asal Soreang, Kabupaten Bandung, saat ditemui di kawasan Alun-alun Bandung, Senin (28/12/2015).

Kondisi itu dibenarkan Zulkarnain (39), salah seorang pegawai kebersihan Taman Alun-alun Bandung. Dia mengakatakan, bau kaki kerap muncul ketika kawasan alun-alun saat diguyur hujan.

"Biasanya bau itu muncul ketika karpet (rumput sintetis) terguyur hujan kemudian terpapar sinari matahari. Jadi baunya itu menguap," ucapnya.

Dia menjelaskan, para pegawai kebersihan sering menyemprotkan cuka dicampur air untuk membersihkan dan meghilangkan bau.

Namun, kondisi itu sulit dihindari, lantaran cuaca di Kota Bandung saat ini tak menentu.

"Biasanya disemprot sebulan sekali atau dua bulan sekali. Itu pun hanya di bagian samping atau pada bagian sambungan karpet. Ya tetap saja bau, susah sih," ujar Zulkarnain.

"Ini kan ruang publik, tiap hari banyak orang jadi cara membersihakannya hanya memungut sampah berserakan saja, kalau karpetnya ya dibiarkan saja," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com