Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Warga di Aceh Singkil 2 Bulan Hidup di Tengah Banjir

Kompas.com - 18/12/2015, 20:11 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Dua desa di Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, masih terisolasi akibat genangan banjir. Air masih menggenangi desa hingga lebih dari satu meter.

Selain stok makanan yang menipis, sejumlah warga juga mulai terserang gatal-gatal, diare, dan demam.

Tercatat masih ada 1.659 warga di dua desa yang tergenang banjir. Kawasan itu hingga saat ini belum bisa dilalui kendaraan.  

Bukan dalam hitungan hari, penghuni Desa Rantau Gedang dan Desa Teluk Rumbia terisolasi hampir dua bulan. Akibatnya, hampir semua warga mengalami kesulitan untuk beraktivitas.

"Biasanya warga mencari nafkah dengan mencari ikan di sungai. Namun, kalau sungai meluap seperti ini, susah juga kita mencari ikan, apalagi kadang arus airnya deras," kata Bazaruddin, seorang warga di Teluk Rumbia, Jumat (18/12/2015).

Selain itu, warga juga sudah dipastikan gagal panen akibat sawah terendam banjir.

"Sabar-sabar sajalah, kalau ada rezeki ada juga dapat ikan dijaring, nanti ikannya dijual dengan uang penjualan itu, kami beli beras lagi. Dengan perahu, kami pergi ke pasar desa seberang," ujar Bazaruddin.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Singkil, Sulaiman, mengatakan, stok bantuan pangan masih ada dan terus disalurkan kepada warga yang masih terkena dampak banjir.

"Teluk Rumbia dan Rantau Gedang memang masih banjir dan seperti biasa, warga tak mau mengungsi, dan besok pun kami akan menyalurkan lagi bantuan bahan makanan pokok kepada warga di sana," ujar Sulaiman.

Sulaiman mengatakan, banjir yang melanda Kabupaten Aceh Singkil bukan hanya disebabkan hujan yang mengguyur Aceh Singkil, melainkan juga akibat banjir kiriman dari sejumlah daerah.

"Kami juga selalu mendapat banjir kiriman, tidak hanya dari satu daerah, tetapi dari banyak daerah, seperti dari Kabupaten Aceh Selatan, Kota Subulussalam, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Fak Fak Barat di Sumatera Utara," papar Sulaiman.

Banjir kiriman tadi akan mengalir melalui beberapa sungai di Kabupaten Aceh Singkil, seperti Lae Gelombang, Lae Soraya, Lae Alas, Lae Kombih, dan Lae Cenendang," ujar dia.

Solusinya, sebut Sulaiman, Kabupaten Aceh Singkil membutuhkan pembangunan tanggul untuk sungai-sungai ini sepanjang 20 kilometer yang diperkirakan akan menelan biaya Rp 750 miliar.

"Tentu, pembangunan ini harus melibatkan pemerintahan pusat karena alokasi biaya yang besar, dan mudah-mudahan mulai tahun depan rencana pembangunan tanggul ini bisa dilaksanakan. Setidaknya kalau tanggul ada, itu akan meminimalkan dampak banjir di masyarakat," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com