Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkuak, Pembusukan Jenazah Engeline Tak Normal

Kompas.com - 15/12/2015, 16:48 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com — Dudut Rustyadi, Kepala Forensik Rumah Sakit Sanglah, menjadi saksi ahli persidangan perkara pembunuhan bocah Engeline di Pengadilan Negeri Denpasar, Selasa (15/12/2015).

Selain itu, dihadirkan pula dokter gigi Agung Wijaya Kusuma. Dalam kesaksiannya, dokter Dudut Rustiyadi menyampaikan bahwa proses pembusukan jenazah Engeline tidak normal.

"Pembusukan tidak normal karena ada perubahan warna kulit. Warna kulit keputihan cenderung abu-abu. Kalau penyabunan normal seharusnya warna kulit kehitaman," kata dia.

Dudut juga menyampaikan, pembusukan pada kulit paling cepat tiga minggu. Bila rambut belum lepas, pembusukan paling cepat tiga minggu.

Untuk kasus Engeline, diperkirakan meninggalnya sejak tiga minggu sebelum dilakukan visum usai ditemukan terkubur di pekarangan rumahnya pada 10 Juni 2015.

"Sebelum saya periksa (10/6/2015), tiga minggu sebelumnya, jenazah sudah diberi air untuk mempertahankan kelembaban supaya proses penyabunan cepat," kata saksi.

"Kalau kondisi tanah kering bagaimana?" tanya hakim Edward Harris Sinaga.

"Kondisi tanah kering, jenazah membusuk setelah delapan hari. Jika tanah lembab, akan membusuk dua hari. Jika lembab, bau busuk akan hilang menjadi bau tengik, seperti yang terjadi pada korban," kata Edward.

Majelis hakim mengejar keterangan saksi ahli karena saat ditemukan kondisi jenazah korban mengalami pembusukan atau penyabunan dengan kuburan yang lembab.

Padahal, saat itu sedang musim kemarau. Ada dugaan bahwa kuburan Engeline sebelum ditemukan pada tanggal 10 Juni 2015 telah disiram oleh seseorang agar tidak tercium bau keras mayat yang membusuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com