Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: N219 Percepat Konektivitas Nusantara

Kompas.com - 10/12/2015, 16:51 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Persoalan transportasi di Indonesia akan segera teratasi dengan kemunculan pesawat terbang N219.

Keberadaan pesawat ini membuat konektivitas yang menghubungkan Nusantara akan segera terwujud.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Presiden Joko Widodo mengatakan, pesawat terbang merupakan salah satu moda transportasi di Indonesia.

Selama ini, sudah tersedia pesawat terbang sejenis Twin Otter yang menjangkau berbagai daerah terpencil seperti di Indonesia timur.

Sayangnya, jumlah pesawat itu sangat terbatas, sudah tua, dan sudah melewati masa layak terbang.

“Karena itu, saya menyambut baik upaya N219 oleh industri dalam negeri. Ini akan mempercepat konektivitas yang menghubungkan Nusantara,” kata Jokowi dalam sambutan itu.

Pesawat N219 dirancang untuk daerah terpencil di Indonesia karena banyak bandara di daerah terpencil berlandas pacu pendek dan belum beraspal.

Ditambah letak geografis yang berbukit-bukit sehingga diperlukan pesawat yang mampu bermanuver tinggi dan aman digunakan seperti N219.

Struktur pesawat pun dirancang agar mampu membawa bahan bakar lebih banyak. Mengingat tidak semua bandara di daerah terpencil memiliki fasilitas pengisian bahan bakar.

Tak hanya itu, N219 pun sesuai dengan visi Indonesia, yakni memiliki daya saing.

“Presiden ingin N219 dikembangkan lagi lebih besar untuk kepentingan market dunia tidak hanya indonesia. Presiden ingin melihat bangsa ini memiliki nilai kompetitif tinggi. Sebentar lagi MEA, harus jadi negara kompetitif tinggi dan ini (N219) diciptakan anak-anak Indonesia yang sangat membanggakan,” kata Luhut.

Namun, sebelum dilempar ke pasar dunia, pesawat ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Daerah-daerah terpencil Indonesia sangat membutuhkan. Bahkan pesawat ini cocok digunakan untuk blusukan. “Sangat bisa untuk blusukan,” tambah Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com