Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Ricuh yang Ditakutkan di Pilkada Mojokerto, melainkan Ini...

Kompas.com - 08/12/2015, 18:32 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

MOJOKERTO, KOMPAS.com — Pengamanan ketat oleh Polri, TNI, dan unsur lintas masyarakat jelang pilkada di Kabupaten Mojokerto membuat penyelenggara tak terlalu khawatir akan adanya potensi gangguan keamanan di daerah itu.

Kekhawatiran justru datang dari internal, yakni penyelenggara dari tingkat desa hingga tempat pemungutan suara (TPS).

Komisioner Divisi Teknis Penyelenggaraan Program dan Data KPU Kabupaten Mojokerto Afidatusholikah mengatakan, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di wilayahnya tergolong baru.

Hal ini membuat penyelenggara tingkat kabupaten khawatir mereka membuat kesalahan saat mengisi formulir rekapitulasi suara.

"Karena ada aturan penyelenggara pemilu tidak boleh lebih dari dua periode, maka (anggota KPPS) relatif baru semua. Kekhawatiran kami, bagaimana KPPS menerjemahkan hasil penghitungan ke form-form yang ada secara benar. Kami khawatir ada keliru," ujar Afidatusholikah saat ditemui Kompas.com, Selasa (8/12/2015).

Afid mengatakan, pihaknya sudah berkali-kali menggelar bimbingan teknis kepada KPPS jauh-jauh hari. Mereka diberikan seluk-beluk, pengetahuan, hingga cara bagaimana mengatasi persoalan saat rangkaian pemilihan suara.

Namun, Afid mengaku masih khawatir terkait hal tersebut. Oleh sebab itu, pihaknya rajin turun ke bawah untuk melakukan kegiatan monitoring.

"Maka itu, kami perlu memonitor secara kontinu. Selama ini, kami rajin turun ke bawah, mengecek. Nah, besok (hari pencoblosan), kami juga memantau langsung, memastikan akurasi dan validitas perhitungan di tingkat bawah," ujar Afid.

Di Mojokerto, terdapat 18 kecamatan dengan 304 desa. Di sana, didirikan sebanyak 1.717 tempat pemungutan suara dengan jumlah pemilih sebanyak 808.207 pemilih.

Ada dua pasangan calon kepala daerah yang "berperang" di Mojokerto, yakni pasangan Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi dan pasangan Misnan Gatot-Rahma Shofiana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com