Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Giok Gayo Masih Ada dan Tetap Jadi Primadona

Kompas.com - 24/11/2015, 12:08 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia

Penulis

TAKENGON, KOMPAS.com - Duan (35), adalah seorang pedagang batu jenis giok di Aceh Tengah. Sejak tahun 2014, ia mulai menggeluti bisnis batu tersebut.

Awalnya, Duan memperdagangkan giok jenis neprid gayo, lumut gayo dan solar aceh, serta beberapa jenis batu giok lainnya.

"Sampai sekarang peminat batu giok asal Gayo masih terbilang banyak, meskipun lebih rendah dari tahun lalu," kata dia.

Hingga saat ini, Duan masih berbisnis dengan pencinta giok dari sejumlah daerah di Indonesia. Pelanggan tetapnya berasal dari Sumatera Utara dan Jakarta.

"Jenis giok lumut paling diminati, sampai sekarang saya masih sering menerima pesanan dari dua daerah itu," ungkap Duan.

"Giok Gayo masih ada dan masih dan masih tetap jadi primadona, saya kira pemerintah daerah mesti memfasilitasi pameran giok asal dataran tinggi Gayo," lanjut dia.

Keinginan itu bukan tanpa alasan kuat. Ia memastikan, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah bisa mewujudkan permintaannya, bukan tidak mungkin Giok asal Gayo yang pernah jadi primadona kembali naik daun di bursa giok dalam negeri.

"Sekarang pasar batu giok masih bagus, masih banyak yang mencari, meski tidak booming seperti dulu lagi, peluang bisnis ini masih menjanjikan sampai sekarang," terang Duan.

Duan mengatakan itu di sela-sela acara kegiatan seminar dan pelatihan pendampingan masyarakat dalam pemanfaatan Trend Monkey Business untuk meningkatkan nilai tambah Giok Gayo. 

Hal ini pun sebagai sarana pengentasan kemiskinan di Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, yang digelar oleh tim Pengabdian Masyarakat Ekonomi dan Bisnis Islam (PM-EBI) STAIN Gajah Putih Takengon, Senin (23/11/2015) lalu, di Takengon, Aceh Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com