50 Bangunan Rusak Berat akibat Gempa di Halmahera Barat

TERNATE, KOMPAS.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, mencatat, lebih dari 200 bangunan rusak akibat guncangan gempa.

“Ada sekitar 250 lebih bangunan yang rusak, 50 di antaranya kategori rusak berat, sedangkan lainnya rusak sedang dan ringan,” kata Sekda Halmahera Barat Abjan Sofyan kepada Kompas.com, Senin (23/11/2015).

Kerusakan itu dialami rumah warga, sekolah, dan rumah ibadah.

Gempa berkekuatan 4,6 skala Richter itu membuat sebagian besar desa di Kecamatan Jailolo porak-poranda.

Kerusakan terparah dialami warga Desa Bobanahena, kemudian Idamdehe Gamsungi, Galala, Bukubulawa, Taura, dan Gufasa.

Sementara itu, desa lainnya masih dalam pendataan pihak BPBD setempat.

Warga yang bertahan di posko pengungsian mencapai lebih dari 8.000 jiwa.

Warga pengungsi tidak hanya yang kediamannya rusak, tetapi lebih banyak yang takut dengan gempa susulan maupun isu tsunami.

“Pengungsi ini temporer, kalau siang mereka kebanyakan beraktivitas di rumah mereka, nanti malam baru kembali ke posko yang telah dibangun," kata Sofyan.

"Yang kembali pada malam hari ini yaitu warga yang merasa struktur bangunan kurang kokoh, kemudian karena trauma,” ujar Sekda lagi.

Intensitas gempa bumi, kata Sekda, saat ini berangsur-angsur berkurang, tidak seperti dua atau tiga hari sebelumnya.

Dia berharap dalam beberapa hari ke depan warga sudah bisa kembali ke rumah masing-masing.