Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usir Penambang Ilegal, Aparat Bakar Tenda dan Tempat Pengolahan Emas

Kompas.com - 14/11/2015, 18:35 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

NAMLEA,KOMPAS.com - Sejumlah tempat tinggal dan tempat pengolahan emas milik para penambang ilegal dibakar aparat saat upaya pengosongan kawasan tambang Gunung Botak di Desa Wamsait Pulau Buru, Maluku, digelar, Sabtu (14/11/2015).

Pembakaran ini dilakukan setelah aparat terlebih dahulu memerintahkan para penambang meninggalkan kawasan tersebut.

Berdasarkan pantauan di lapangan, asap pekat membumbung tinggi di beberapa lokasi di kawasan Gunung Botak. Di tenda dan tempat pengolahan yang dibakar itu, masih terdapat sianida dan merkuri yang disimpan rapi di lokasi-lokasi tersebut.

Salah satu pemilik lahan sekaligus pemilik pengolahan emas, Hambali Beleng, yang berada di lokasi sempat memprotes aksi pembakaran tersebut. Dia menilai, hal itu seharusnya tidak melakukan hal tersebut sebab hal itu akan membunuh para penambang yang selama ini menggantungkan hidupnya di kawasan tersebut.

“Saya juga mendukung proses penertiban ini, tapi jangan caranya seperti ini dong, jangan main bakar dong, masa pakai tindakan seperti ini,” katanya kesal.

Dia beralasan, tempat pengolahan emas miliknya tidak menggunakan zat berbahaya seperti sianida dan merkuri. Selain itu, dia mengaku bahwa di lokasi yang dibakar itu juga terdapat rumah tinggalnya.

“Itu rumah tinggal saya juga dibakar, jangan seperti begitulah,” katanya.

Pembakaran tempat pengolahan emas milik penambang dan juga tenda tempat tinggal mereka itu dipimpin langsung Danramil Mako, Lettu Husen Malagapi.

Terkait pembakaran itu, Komadan Kodim Pulau Buru, Letkol Faisal Rizal mengatakan, pembakaran tenda-tenda milik para penambang itu dilakukan agar mereka tidak lagi kembali melakukan aktivitas penambangan ilegal di kawasan tersebut.

“Sol tenda-tenda yang kita bakar karena kita khawatir jangan sampai penambang kembali lagi, dan mereka menyangka 'oh ini hanya penertiban saja', setelah itu naik lagi. Dengan upaya pembersihan ini mereka akan berpikir 'oh betul apa yang dilakukan aparat TNI/Polri, memang mereka konsekuen',” ujarnya.

Dia pun mengaku bahwa langkah pembakaran itu bukanlah upaya represif yang dilakukan aparat karena sebelumnya aparat telah mengosongkan kawasan tersebut dan seluruh penambang sudah diminta turun.

“Oh itu bukan represif, kalau represif itu berkaitan dengan manusia, ini untuk dibersihkan yang seperti saya katakana tadi kalau tidak dibersihkan nanti mereka (penambang) datang lagi,” ujarnya.

“Intinya kami serius untuk membantu pemerintah dan apa yang kita lakukan ini semoga dilihat bahwa kami sangat sungguh-sungguh,” tambahnya kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com