Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir November, PT DI Akan Perkenalkan N219

Kompas.com - 04/11/2015, 17:46 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — PT Dirgantara Indonesia (DI) bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) tengah merancang pesawat baru kelas perintis (light aircraft), N219.

Kini, pembuatan prototipe pesawat itu telah memasuki tahap akhir perakitan. Menurut rencana, pada akhir November mendatang, pesawat karya anak bangsa itu akan dikeluarkan dari hanggar dan siap diperlihatkan kepada publik.

"Sekarang perakitan pesawat (N219) sudah tahap akhir. Pesawat sudah jadi (membentuk), tinggal beberapa sistem yang perlu dilengkapi dan disempurnakan," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI Andi Alisyahbana kepada wartawan dalam acara pra-roll out, Rabu (4/11/2015).

Presiden Joko Widodo, Kepala Lapan Thomas Djamaludin, dan sejumlah menteri dijadwalkan hadir dalam peluncuran pesawat ini.

Meski sudah dalam tahap akhir perakitan, PT DI belum mengizinkan media melihat sosok N219 itu. Andi beralasan agar kemunculan pesawat ini menjadi kejutan untuk rakyat Indonesia.

Setelah itu, kata dia, pesawat akan disertifikasi dan kemudian diujiterbangkan untuk pertama kali pada 2016 dan 2017.

"Insya Allah sertifikasi dan uji terbang kami targetkan di tahun 2017, yang penting sertifikasi dulu dan dapat izin dari Kemenhub. Tapi, mudah-mudahan (sertifikasi dan uji terbang) bisa lebih cepat (di 2016)," kata Andi.

Murni buatan Indonesia

Sementara itu, Chief Engineering N219 Palmana Bhanandhi mengatakan, untuk mencapai perakitan final, terdapat sejumlah sistem yang harus diselesaikan.

"Sistem kelistrikan, penerangan, komputer, elektronik, dan lainnya masih kami sempurnakan," kata dia.

Palmana menambahkan, N219 yang berkapasitas 19 orang penumpang ini telah dirancang sejak 2006.

Pesawat dengan dua mesin turboprop ini, kata Palmana, murni hasil buatan anak-anak Indonesia, tak ada campur tangan dari bangsa asing.

"Ini yang berperan, mengonsep dari awal sampai perakitan tahap akhir seperti ini hasil karya anak-anak negeri dari berbagai daerah di Indonesia, tidak ada campur tangan dari pihak asing," katanya.

Palmana menjelaskan, tim perakit N219 berjumlah 160 orang.

"Kami tim, bekerja keras, kami berdiskusi sendiri tanpa berkonsultasi ke siapa pun. Mereka adalah para sarjana dari berbagai bidang, ada dari elektro, kimia, sipil, penerbangan, dan lainnya," tambah dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com