Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Salah Satu Alasan PT DI Kembangkan Pesawat N219

Kompas.com - 29/10/2015, 11:11 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Pesawat perintis di Indonesia rata-rata sudah berumur 25 tahun. Usia itu tergolong tua dan akan segera pensiun.

"Tergantung jenis pesawatnya, tapi rata-rata usia pensiun pesawat 30 tahun. Jadi sebentar lagi," ujar Chef Engineer pesawat N219, Palmana Bhanandhi di PT Dirgantara Indonesia (DI) Bandung, Rabu (28/10/2015) kemarin.

Palmana menjelaskan, mengingat usia pensiun yang tinggal sebentar lagi, kebutuhan pesawat perintis Indonesia pun menjadi tinggi. Itulah salah satu alasan PT DI mengembangkan pesawat N219.

"Peminatnya banyak. Hal itu seiring dengan pertumbuhan pesawat perintis di Indonessia," tuturnya.

Pada tahun 2013, pesawat perintis di Indonesia ada sebanyak 120 rute. Meningkat di 2014 menjadi 170 rute.

Pertumbuhan yang positif ini pula yang membuat operator ingin segera memiliki N219. "Salah satu operator meminta kami membuatkan tiga pesawat di tahun depan," imbuh dia.

Namun, sambung Palmana, PT DI belum bisa memenuhinya. Untuk itu, pihaknya tengah melobi operator untuk membicarakan permintaan tersebut.

"Kami akan memaksimalkan pembuatan pesawat N219 hingga 24 unit per tahun. Tapi itu dilakukan bertahap," imbuhnya.

Tahun depan, rencananya PT DI baru membuat satu unit N219. Lalu di tahun 2017 sebanyak 4-6 pesawat. Di 2018-2019 kembali ditingkatkan menjadi 12 pesawat per tahun. Di tahun ke-5 atau ke-6 akan sesuai target, 24 unit per tahun.

Namun, untuk bisa mencapai target 24 pesawat per tahun, PT DI harus menambah satu line production. Karena dengan satu line production yang dimiliki sekarang, kapasitas produksinya maksimal 8-10 unit per tahun.

"Kalau liat pengerjaan sekarang, produksi delapan unit per tahun saja sudah bagus," imbuh dia.

Diberitakan sebelumnya, PT DI sejak 2005-2006 lalu mengembangkan pesawat sederhana dengan manuver tinggi di kelasnya, N219.

Namun karena terkendala dana, N219 baru bisa direalisasikan pada September 2014, saat first cutting dilakukan.

Rencananya, prorotipe N219 akan diluncurkan di hadapan publik, November 2015. Setelah itu akan dilakukan pemasangan sistem dan sertifikasi.

"Setelah sertifikasi dan mendapat izin terbang, baru akan dilakukan first flight. Kami menargetkan first flight Mei 2016," imbuhnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com