Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maluku Jadi Lumbung Ikan Nasional tapi Nelayannya Miskin

Kompas.com - 26/10/2015, 16:36 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Minimnya sarana dan prasarana penunjang industri perikanan di Maluku, membuat nelayan di daerah ini tidak berkembang dan hidup miskin.

Ketua Umum Himpunan Seluruh Nelayan Indonesia (HSNI), Yussuf Solichien mengatakan, Maluku sangat kaya dengan sumber daya ikan.

Bahkan, pemeintah pusat telah mencanangkan Maluku sebagai lumbung ikan nasional, sayang kenyataan di lapangan jauh panggang dari api.

“Pemerintah sudah berkomitmen untuk jadikan Maluku sebagai lumbung ikan nasional tapi saya sangat prihatin karena lumbung ikan nasional hanyalah slogan belaka, karena nelayan di Maluku masih sangat miskin,” kata Yussuf di Ambon, Senin (26/10/2015).

Dia mengatakan, dengan potensi perikanan yang melimpah semestinya nelayan Maluku hidup sejahtera dan bukan hidup miskin.

Kondisi itu, kata dia, disebabkan pemerintah belum memperhatikan nasib nelayan di daerah itu.

Misalnya, kapal-kapal nelayan Maluku para umumnya berukuran sangat kecil dan tak ditunjang dengan teknologi yang memadai.

“Padahal kita tahu perairan laut Maluku ini sangat ganas, tapi nelayan di sini masih memakai kapal dibawa 30 GT,” katanya.

Di samping itu, lanjut dia, meski kaya akan potensi perikanan namun sarana dan prasarana industri perikanan di Maluku masih sangat minim jika dibandingkan daerah lain.

Sehingga dia berpandangan berapapun jumlah ikan yang ditangkap nelayan jika tidak ditunjang dengan pasar, tempat pendaratan ikan dan pelabuhan perikanan maka usaha keras para nelayan akan sia-sia.

“Anda (wartawan) juga tahu berapa pelabuhan perikanan di Maluku, berapa pendaratan ikan disini. Jangan jauh-jauh lihat saja di Ambon, Pulau Buru, Seram dan Kei. Makanya kami dorong ini dapat diperhatikan,”sebutnya.

“Jadi jangan heran kalau nelayan disini hanya menangkap ikan untuk kebutuhan sehari-hari dan tidak dipasarkan karena persoalan itu tadi,” dia menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com