Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapkan Metode Baru, Panen Padi di Salatiga Meningkat

Kompas.com - 06/10/2015, 22:17 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com - Sekolah lapangan yang diadakan Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertankan) Kota Salatiga sukses meningkatkan hasil panen padi hingga dua ton per hektar atau 30 persen dari hasil normal.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Salatiga Yuliyanto, saat panen raya padi Kelompok tani Gotong Royong dan penutupan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) di Desa Cabean, Kecamatan Mangunsari, Selasa (6/10/2015).

"Dengan hasil padi yang lebih banyak, saya harap bapak ibu terus mengamalkan ilmu yang didapatkan dari sekolah lapang, jangan usai sekolah dan panen ini kemudian kembali kepada kebiasaan lama. Jika kembali pada sistem penanaman yang lama maka hasilnya tentu akan berkurang, pendapatan juga berkurang," kata Yuliyanto.

Sementara itu Kepala Dispertankan Ir Husnani menerangkan, penanaman padi dengan metode dari SLPHT mampu menghasilkan 10,521 ton per hektar sedangkan tanpa SLPHT hanya mampu memproduksi 8,110 ton per hektar. Beberapa cara yang dijalankan dalam SLPHT adalah dengan memakai benih berlabel mikongga, pemupukan sesuai anjuran dan sistem tanam jajal legowo 2-1.

"Pengairan juga cukup secara berselang, dan pengendalian hama dan penyakit ramah lingkungan," terang Husnani.

Sementara itu, Yuliyanto memuji kelompok tani Gotong Royong Cabean Mangunsari yang telah berhasil menggelar panen padi. Menurutnya, Salatiga meski kota kecil namun produksi padi cukup tinggi lantaran menerapkan teknologi pertanian yang cukup maju.

"Teknologi pertanian Kota Salatiga juga lebih maju dari pada daerah lain, hand traktor hampir dimiliki tiap kelompok tani se-Salatiga. Bahkan ada yang telah menerima bantuan lebih dari satu karena jumlah anggota dan luasan lahan lebih besar," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com