Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKKBN Akui Program Kerjanya Kerap Mendapat Nilai Merah

Kompas.com - 02/10/2015, 21:03 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

SRAGEN, KOMPAS.com - Program keluarga berencana dinilai mengalami kemunduran dalam satu dekade terakhir. Sementara itu, pengguna alat kontrasepsi juga kian menurun dan angka kematian ibu hamil serta ibu melahirkan masih tetap tinggi.

Berdasarkan kondisi itu, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selalu mendapat rapor merah dalam melaksanakan program-programnya. Pada 2019, seluruh program di bawah BKKBN akan dievaluasi.

Hal ini disampaikan Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty, saat menghadiri peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia, di Desa Pringanom, Masaran, Sragen, Jawa Tengah pada Jumat (2/10/2015).  Dalam acara itu, Surya juga menggelar dialog dengan para petani setempat.

Waktu dialog dengan Kepala BKKBN itu dimanfaatkan para warga yang sebagian besar petani untuk melontarkan berbagai pertanyaan. "Kenapa ya kok dulu pasang KB susuk (implan) bisa lepas lima tahunan, kok sekarang tiga tahun langsung lepas," ujar seorang warga.

Hal lain disampaikan Sri Mulyani, seorang warga yang menyayangkan sosialisasi BKKBN saat ini tidak seperti beberapa tahun sebelumnya. Menanggapi berbagai pertanyaan warga itu, Suryo mengakui BKKBN saat ini sering mendapat nilai merah dalam pelaksanaan programnya.

Salah satu indikator kegagalan BKKBN adalah masih tingginya angka kematian ibu hamil dan melahirkan. BKKBN memiliki target untuk menurunkan angka kematian ibu hamil dari 228 per seribu kelahiran hidup menjadi 112 per seribu kelahiran hidup. Sayangnya, angka tersebut justru meningkat tajam hingga 359 per seribu kelahiran hidup.

"Angka tersebut tidak sesuai target program kami, dan lebih ironisnya, angka kematian ibu melahirkan sering tidak mendapat respon dari masyarakat. Tingginya kematian ibu saat melahirkan juga menjadi evaluasi bagi kami (BKKBN)," katanya.

Selain itu, Suryo memaparkan, masih tingginya angka kelahiran bayi di Indonesia. Sejak 2002, angka kelahiran masih bertahan di angka 2,6 anak per perempuan. Berdasarkan hal tersebut, pada 2019, BKKBN akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program yang dimiliknya. "Seluruh program berencana akan dievaluasi menyeluruh pada tahun 2019 mendatang dan akan ada revitalisasi program secepat mungkin,"katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com