Meski air tersebut kotor dan berbau, warga tak mempunyai pilihan. Warga tetap mengambil air tersebut karena tidak ada tempat lain untuk mengambil air.
Anto, warga Indralaya Utara, setiap hari mengambil air dari bekas galian itu menggunakan botol air isi ulang. Anto tidak lagi memperhitungkan apakah air itu kotor atau bersih, yang penting baginya mendapat air. “Apa boleh buat, Mas, meski airnya rada kotor, enggak apa-apa. Yang penting dapat air,” kata dia.
Menurut Anto, dia terpaksa mengambil air dari sumber tersebut karena sudah tidak ada lagi tempat mengambil air bersih di seputar rumahnya. Air tersebut, selain digunakan untuk mencuci tangan, juga digunakan untuk mandi.
Sementara untuk kebutuhan minum dan memasak, Anto membeli air isi ulang dengan harga Rp 5.000 per galon. Dalam sehari, Anto membeli dua hingga tiga galon air. Tentu jumlah pengeluaran itu tergolong besar bagi Anto yang sehari-hari bekerja sebagai petani. ”Berat, Mas, harus membeli air galon setiap hari,” kata dia.
Selain Anto, masih ada warga lain yang memanfaatkan air dari bekas galian tersebut, di antaranya ada ibu-ibu yang tetap mencuci pakaian di air galian. Mereka tak menghiraukan kotornya air yang mereka pakai untuk mencuci. Sejumlah anak-anak juga memanfaatkan air kotor itu untuk mandi dan berenang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.