Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Hamil dan 2 Anak Dibunuh, Ribuan Warga di Manokwari Demo

Kompas.com - 18/09/2015, 13:03 WIB
Kontributor Kompas TV, Budy Setiawan

Penulis

MANOKWARI, KOMPAS.com - Ribuan warga yang tergabung dalam Ikatan Masyarakat Toraja (IKT), Provinsi Papua Barat, Jumat (18/9/2015), menggelar aksi unjuk rasa di Markas Polda Papua Barat.

Mereka menuntut agar kasus pembunuhan seorang ibu rumah tangga, beserta dua anaknya di Kabupaten Teluk Bintuni, segera dituntaskan. (Baca: Diduga Sakit Hati, Oknum TNI Bunuh Ibu Hamil dan 2 Anak)

Massa dengan membawa tiga keranda mayat melakukan long march dari lapangan Borarsi Manokwari, menuju Polda Papua Barat di Jalan Pahlawan.

Ribuan orang itu mengenakan baju hitam dan kain kepala merah, juga mengusung sejumlah spanduk dan pamflet. Spanduk itu berisi kecaman terhadap aksi kekerasan yang menimpa ibu rumah tangga, beserta kedua anaknya tersebut.

Di halaman Mapolda Papua Barat, massa silih berganti menyampaikan aspirasi di hadapan Kepala Polda Papua Barat Brigjen Royke Lumowa. Massa meminta polisi transparan dalam mengungkap kasus tersebut.

Selain itu, dalam aksi ini, warga menyempatkan diri melakukan ritual adat Toraja berupa  tarian kematian atau dikenal istilah Mabadong.

Ketua Ikatan Kerukunan Toraja (IKT) Papua Barat Stevanus Selang, meminta Polres Bintuni dan Polda Papua Barat bekerja secara professional dalam mengungkap pelaku pembunuhan tersebut, dan menyampaikan hasil pemeriksaan di hadapan publik.

“Kami menolak adanya intervensi dari pihak ataupun oknum tertentu terkait kasus ini, dan memberikan waktu tujuh hari bagi Polda Papua Barat untuk mengungkap dan menangkap pelaku pembunuhan,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Polda Papua Barat, Brigjen Pol Royke Lumowa, berjanji dalam waktu tidak terlalu lama akan mengungkap dan menangkap pelaku pembunuhan tersebut. “Kasus ini masuk prioritas, dan sedang intensifkan, dan kita harus satu komitmen. Saya janji satu atau dua hari ini kasusnya dapat terungkap,” tutur dia.

Menurut Kapoda, sejumlah bukti-bukti ke arah pelaku pembunuhan mulai terkuat. “Saat ini kami juga lakukan koordinasi intensif dengan pihak TNI. Buktinya Danden POM Sorong telah menahan oknum TNI meski masih sebatas saksi. Ini bukti keseriusan kedua belah pihak dalam mengungkap kasus ini,” ungkap dia.

Kasus pembunuhan ibu rumah tangga, beserta kedua anaknya ini terjadi pada Selasa 25 Agustus 2015, dan baru ditemukan Kamis 27 Agustus 2015, setelah salah seorang anggota keluarga menengok rumah korban. Saat itu rumah korban dalam kondisi sepi, dan lampu rumah tidak dinyalakan.

Ada dugaan, korban mengalami kekerasan seksual sebelum dibunuh dan ketika sudah meninggal pun masih mengalami kekerasan seksual. Sementara dua anaknya berada di dua tempat terpisah, pun tewas kondisi luka mengenaskan. Tubuh kedua anak itu ditemukan penuh luka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com