Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Kandung Bella Belum Tahu Anaknya Tewas Saat Kapal Tenggelam di Malaysia

Kompas.com - 08/09/2015, 13:07 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

Kompas TV 11 Kapal dan 3 Pesawat Malaysia Dikerahkan Mencari Korban

BANYUWANGI, KOMPAS.com
- Bella Vioela Jaya, warga Dusun Krajan, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi salah satu korban tewas dalam tenggelamnya kapal di Sabak Bernam, Selangor, Malaysia.

Edi Sutarwo, paman Bella, ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (8/9/2015) pun membenarkan, keponakannya menjadi salah satu penumpang di kapal tersebut.

"Iya, Bella keponakan saya usianya sekitar 20-an. Informasinya hari ini jenazah akan diterbangkan ke Indonesia. Kalau tidak ada kendala, nanti malam atau dini hari sudah di sampai di Banyuwangi. Mohon doanya semoga tidak ada kendala," ujar Edi.

Edi mengaku masih belum bisa menjelaskan secara detail tentang awal cerita Bella bisa berada di dalam kapal tersebut. Bella, menurut Edi, lahir di Malaysia dan ayahnya juga berkewarganegaraan Malaysia.

"Ayahnya sebenarnya orang Indonesia, tapi sudah lama tinggal di sana dan berkewarganegaraan Malaysia. Dia lahir di sana, lalu saat masih bayi tinggal di Indonesia. Dia wira wiri ke sana," kata Edi.

Menurut Edi, selama ini Bella selalu berkomunikasi dengan ibu kandungnya, Evi Emi Cahaya yang menetap di Banyuwangi. Namun, hingga saat ini pihak keluarga belum memberi tahu kabar kematian Bella kepada ibunya itu. Mereka khawatir, kondisi Evi yang masih shock karena mengetahui Bella ada di kapal itu, akan semakin memburuk jika dia tahu anaknya telah tewas.

"Nanti malam abis magrib, rencananya keluarga akan dikumpulkan semua untuk memberi tahu keadaan Bella yang sebenarnya kepada maminya," kata Edi lagi.

Sementara itu, untuk mempersiapkan pemakaman Bella, keluarga menggunakan rumah kerabatnya yang tidak begitu jauh dari rumah duka. "Jika datang rencananya akan langsung dimakamkan," kata Edi.

Sebelumnya diberitakan, sebuah kapal tenggelam pada Kamis dini hari (3/9/2015) setelah berangkat dari Sabak Bernam Negara Bagian Salangor Malaysia menuju Tanjung Balai Asahan Sumaatera Utara.

Kapal tersebut diduga kuat membawa WNI yang dikategorikan sebagai pendatang asing tanpa izin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com