Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa Perajin Bambu di Banyuwangi, Bisa Ekspor Tanpa Harus ke Bali

Kompas.com - 07/09/2015, 17:16 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI,KOMPAS.com - Suparti menumpuk anyaman bambu di depan rumahnya yang berada di Dusun Krajan Desa Gintangan Kecamatan Rogojampi Banyuwangi. Di sisi kanannya tampak showroom kerajinan Cindy Ayu Handycraft yang didirikan bersama Buang Wariyono, suaminya sejak tahun 1995.

"Terakhir kami menerima pesanan 8.000 unit tudung kue yang isi dua set untuk dikirim ke Spanyol," ujar Suparti saat ditemui, Senin (7/9/2015).

Untuk pengiriman sebanyak itu, dia dan suaminya dibantu tiga pekerja menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 115 hari. Namun, Suparti menjelaskan jika barang kerajinannya tidak langsung dikirim keluar negeri tapi melalui Bali.

"Di Bali sudah ada juragannya. Selain Spanyol juga dikirim ke Italia dan Australia. Tapi ya itu bukan langsung melalui kami," ungkap Suparti.

Sementara itu, Buang Wariyono menjelaskan, usaha yang digelutinya sejak tahun 1995 merupakan usaha turun temurun keluarganya. Sebelumnya, ayah Buang juga membuat kerajinan dari bambu secara tradisional seperti alat pemasak nasi dan tempat mencuci beras.

"Setelah saya wira-wiri ke Bali, akhirnya saya membuat sesuai dengan model dan desain yang khusus dari pemesan yang ada di Bali," ungkapnya.

Dia menjelaskan, dari kerajinan yang dikirimnya ke Bali, hanya sekitar lima persen yang ditolak karena pengiriman. Buang mengaku berani menjamin kualitas kerajinan yang dibuat lebih bagus dibandingkan buatan Bali.

"Kualitas benar-benar kami jaga. Jadi pada saat dollar AS naik, tidak ada efeknya pada pengiriman produk kami ke bali. Paling cepat tiga hari sekali kami kirim barang," kata Buang.

Selain tudung kue, Buang dan istrinya juga membuat kap lampu, tempat tissue, wadah buah, kotak perhiasan, lampion, tas parsel serta hiasan dinding. Biasanya, mereka kebanjiran pesanan hiasan karnaval pada bulan Agustus dengan harga paling murah Rp 10.000.

Dia lalu mengatakan, untuk kap lampu dijualnya seharga Rp 65.000 dan tempat kue per set seharga Rp 90.000. Sementara itu, untuk meja makan, satu set dibanderol dengan harga minimal Rp 2,5 juta dan satu set meja tamu satu paling murah Rp 2 juta.

Saat ini, Buang mengatakan, dia dan istri juga menerima pesanan pernak-pernik untuk Banyuwangi Ethno Carnival yang akan digelar pada 2015 mendatang.

"Untuk BEC kan temanya pengantin, jadi ada beberapa hiasan yang menggunakan bambu dan sebagian dari mereka pesan ke kami. Jadi mereka yang memberikan desainnya kami yang mengerjakan," katanya.

Ingin ekspor sendiri

Buang mengaku berkeinginan untuk mengekspor sendiri produknya ke luar negeri, namun dia mengaku belum berani karena tidak memiliki pengalaman.

"Untuk pengiriman ke luar negeri kan banyak yang harus diurusi seperti administrasi, modal serta kargo. Kami tidak memiliki pengalaman dan pemerintah juga tidak memberikan fasilitas. Akhirnya ya tetap bisanya lewat Bali," jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com