Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Perajin Gitar Mengaku Omzetnya Naik 30 Persen

Kompas.com - 01/09/2015, 18:07 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com — Melemahnya nilai rupiah terhadap dollar AS tidak menimbulkan efek negatif bagi perajin gitar di Dusun Kerep, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.  

Lantaran bermain di pasar ekspor, jumlah permintaan yang diterima oleh usaha kecil dan menengah (UKM) ini sama sekali tidak terpengaruh oleh terpuruknya nilai rupiah. Slamet Joko (35), pemilik O’ox Guitar Maker, salah satunya. Slamet mengaku, omzetnya justru terdongkrak hingga 30 persen.

"Hitung-hitungannya, justru penguatan nilai tukar dollar AS atas rupiah ini imbasnya sangat positif bagi UKM seperti kami ini," katanya saat dihubungi, Selasa (1/9/2015).  

Menurut Joko, bahan baku yang digunakan adalah kayu mahoni dan juga kayu maple yang diimpor dari Kanada. Karena harus impor, maka harga sebagian bahan baku gitar ini juga naik akibat nilai tukar dollar AS terhadap rupiah.  

Slamet pun mengaku menaikkan harga satuan produk jadi untuk menyiasati kenaikan harga bahan baku ini demi menjaga kualitas musikalitas gitar yang diproduksinya.

"Rata-rata kenaikan harga ini berkisar Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per unitnya," kata Joko.

Namun, lanjutnya, permintaan terhadap produk gitarnya tidak menurun. Dia justru mengaku ada peningkatan omzet pangsa pasar luar negeri.

"Tidak pengaruh sebab produk gitar merupakan barang seni yang tetap dicari," imbuhnya.

Selain menerima pemesanan gitar, baik elektrik maupun akustik, O'ox Guitar Maker juga membuat alat musik bas, biola, dan cello. Produknya bukan dibuat dengan mesin otomatis, melainkan dengan tangan. Pemilihan bahan ataupun desainnya menyesuaikan keinginan pelanggan.

"Kami memilih hands on karena dengan cara ini memungkinkan kami untuk memberikan kepuasan dan hasil terbaik untuk pelanggan kami," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com