Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muliadi Mengaku Jadi Kurir Sabu demi Obati Tumor Sang Ibu

Kompas.com - 24/08/2015, 19:01 WIB
Kontributor Bireuen, Desi Safnita Saifan

Penulis

BIREUEN, KOMPAS.com - Muliadi (27), kurir sabu-sabu seberat 6 kilogram tertunduk lesu di tengah keriuhan sejumlah aparat polisi dan wartawan yang mengerubunginya di Mapolres Bireuen, Senin (24/8\2015) pukul 17.00 WIB sore tadi.

Setengah jam lalu, ia diciduk saat secara tak sengaja menyenggol seorang polisi yang sedang melakukan razia rutin di Desa Padang Kasab, Kecamatan Peulimbang, Kabupaten Bireuen, Aceh, Senin pukul 16.30 WIB.

Nama lengkapnya Muliadi bin Saiful beralamat di Idi Rayek, Kecamatan Aceh Timur, Aceh. Di KTP miliknya tertera pelajar/mahasiswa sebagai pekerjaannya. Sambil terus mengacak-acak rambutnya, Muliadi kepada Kompas.commengakui nekat menjadi kurir sabut karena terdesak biaya pengobatan ibunya yang sedang sakit terbaring di rumah.

”Saya nekat karena ibu sakit tumor dan butuh pengobatan segera,” tutur Muliadi pelan.

Ia mengaku baru mendapat ongkos jalan Rp 1 juta dari Ham, rekan sekampung yang menyuruhnya membawa sabu itu ke Banda Aceh. Dia belum mendapat kepastian berapa ongkos keseluruhan yang ia terima nanti bila berhasil membawa barang haram tersebut ke ibu kota Provinsi Aceh.

”Siang tadi saya baru dikasih uang jalan dari Panton Labu sekitar jam 1 siang,” tambah Muliadi.

Merasa menyesal, ia mengaku tak tahu harus berbuat apa karena sebagai anak pertama dari lima bersaudara banyak beban yang harus ia tanggung, khususnya pengobatan sang ibu. Mengandalkan BPJS, sudah ia coba tapi tak mendapatkan hasil signifikan.

Ia pun menerima begitu saja tawaran dari Ham untuk membawa sabu ke Banda Aceh dengan diimingi ongkos jalan Rp 1 juta. Nantinya, setelah barang tiba, bisa jadi ia mendapat imbalan selebihnya.

Awalnya, Muliadi mengaku kaget ada razia persis di tikungan Desa Padang Kasab, Kecamatan Peulimbang, Kabupaten Bireuen, Aceh. Karena gugup, ia pun menubruk Brigadir Rahmat Andre yang lebih dulu sigap menyikut pelaku hingga terjatuh. Muliadi sempat melarikan diri saat tasnya akan digeledah. Namun dia tak berkutik ketika brigadir Rahmat mengancam akan menembaknya jika lari. Kini, Muliadi hanya bisa menyesali perbuatannya dan harus mempertanggungjawabkannya di depan hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com