Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog: Fa Jual Keperawanan karena Ingin Miliki Barang Mewah

Kompas.com - 14/08/2015, 17:50 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Ada beberapa faktor yang menyebabkan Fa nekat menjual keperawanannya. Salah satunya, faktor gaya hidup di kalangan siswi yang mewah. Faktor lainnya adalah pola asuh orangtua yang salah.

"Faktor gaya hidup mewah saat ini sudah masuk ke kalangan pelajar kita. Kemudian, pola asuh orangtua mendidik anaknya. Mungkin dua faktor ini yang dialami Fa," ujar psikolog dari Universitas Medan Area, Irna Minauli, Jumat (14/8/2015).

Fa (14), seorang siswi SMP, menjual keperawanannya seharga Rp 2 juta kepada pria hidung belang berinisial IW. Ia menjual mahkotanya itu melalui rekannya, Ai (15). Fa mengaku melakukan itu karena kerap dimarahi orangtua. [Baca juga: Kerap Dimarahi Orangtua, Siswi SMP Jual Keperawanan Rp 2 Juta]

Menurut Irna, Fa mungkin ingin memiliki suatu barang berharga seperti yang dipunyai rekan sekolahnya yang lain. Lantaran tidak mempunyai uang untuk memiliki barang itu, ia pun memilih cara instan dengan menjual diri.

"Seperti benda bermerek misalnya. Terdorong ingin memilikinya, tapi belum mampu membelinya. Jual diri adalah salah satu cara yang tepat menurut Fa. Seharusnya ini tidak perlu terjadi bila orangtua memberikan pemahaman terhadap anak. Begitu juga sebaliknya, si anak harus bisa pahami kondisi orangtuanya," kata Irna.

Perantara Fa, Ai, masih menjalani pemeriksaan di Mapolresta Medan. Dia dijerat kasus human trafficking dan Undang-Undang Perlindungan Anak. Sementara beberapa pelaku lain yang terlibat masih dalam pengejaran polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com