Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oksigen Habis Saat Operasi Pasien, Keluarga Kecewa terhadap RSU

Kompas.com - 12/08/2015, 18:52 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com — Seorang pasien di Rumah Sakit Umum Kefamenanu merasa kecewa atas pelayanan rumah sakit milik pemerintah daerah setempat tersebut. Pasalnya, saat operasi berlangsung, oksigen tiba-tiba habis sehingga membuat keluarga pasien panik.

Peristiwa itu dialami oleh Metri Sasi (35), guru honorer di SD Negeri Fatusene, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menjalani operasi usus di RSU Kefamenanu, TTU.

Suami Metri, Stanis Kofi, saat ditemui Kompas.com di depan ruang operasi RSU WZ Johannes Kupang, Rabu (12/8/2015), mengatakan, istrinya masuk ke RSU Kefamenanu, Kamis (23/7/2015) malam, setelah mengeluh sakit di sekitar perutnya.

“Istri saya mengeluh sakit di perut dan memang selama ini sakit mag sehingga saya dan keluarga membawa ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit diperiksa darah dan dilakukan USG. Hasilnya, menurut dokter, bahwa usus istri saya pecah dan dokter menganjurkan untuk dilakukan operasi. Demi untuk kesembuhan istri, saya dan keluarga setuju dan operasi pun dilaksanakan pada Senin (27/7/2015),” kata Stanis.

Saat operasi berlangsung, lanjut Stanis, oksigen habis. Dokter, perawat, dan keluarga pasien pun panik.

“Saya dan keluarga lainnya sangat ketakutan ketika operasi di RSU Kefamenanu karena pada saat operasi usus berlangsung tiba-tiba oksigen habis. Dokter dan petugas yang sedang operasi pun panik untuk mencari oksigen," jelas Stanis.

Parahnya lagi, lanjut dia, petugas pengantar oksigen saat itu tidak berada di rumah sakit. Stanis dan keluarga terpaksa berlari menuju ruang tempat penyimpanan tabung oksigen dengan maksud untuk mengambil oksigen tersebut, tetapi pintu ruangan tertutup.

"Beruntung petugas yang biasa mengantar oksigen berhasil kami hubungi melalui telepon sehingga dia datang ke rumah sakit dan kemudian membawa tabung oksigen,” kata Stanis.

Seusai dioperasi, istri Stanis bukannya membaik, malah kondisinya semakin memburuk. Stanis kemudian membawa istrinya ke RSU WZ Johannes, Kupang, pada Jumat (31/7/2015).

Stanis dan keluarganya pun berkesimpulan bahwa penyebab kondisi istrinya semakin memburuk pasca-operasi karena dokter dan petugas medis lainnya panik akibat oksigen habis. Apalagi, dokter yang melakukan operasi saat itu, menurut Stanis, diduga masih baru, bukan ahli dalam bidang operasi tersebut.

“Kami juga belum sempat tanyakan ke RSU Kefamenanu, apakah dokter itu ahli dalam bidang operasi atau tidak. Karena setelah kami sampai ke RSU WZ Johannes Kupang, dokter di sini (Kupang) bilang kalau cara operasi dokter yang di RSU Kefamenanu seperti memotong hewan. Karena itu, kami keluarga kecewa dengan pelayanan dokter di RSU Kefamenanu,” ungkap Stanis.

Meskipun begitu, Stanis tetap merasa bahagia karena seusai menjalani perawatan operasi perbaikan usus di RSU WZ Johannes, kondisi istrinya kian membaik hingga hari ini. Dia pun berharap istrinya segera sembuh agar bisa beraktivitas kembali.

Terkait hal itu, Pelaksana Tugas Direktur RSU WZ Johannes, Arie Ondok, tidak bisa ditemui di ruang kerjanya karena sedang berada di luar daerah. Begitu juga Direktur RSUD Kefamenanu, Wayan Niarta, yang dihubungi melalui telepon selulernya dari Kupang, tetapi tidak menjawab. Pesan singkat yang dikirim hingga berita ini tayang belum juga dibalasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com