Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Sinabung Kembali Semburkan Awan Panas

Kompas.com - 05/08/2015, 10:08 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, masih terus meletus dan mengeluarkan awan panas. Intensitasnya masih sangat tinggi. Pada Selasa (4/8/2015) kemarin, terjadi guguran lava pijar sejauh 700 hingga 1.500 meter ke arah Tenggara-Timur, 35 kali guguran, tremor terus-menerus.

"Semua data seismisitasnya menunjukkan berpotensi tinggi erupsi. Siangnya, terjadi awan panas guguran sejauh 2.500 meter ke sektor Tenggara-Timur," kata Humas BNPB Sutopo saat dikonfirmasi, Rabu (5/8/2015) pagi.

Menurut Sutopo, tinggi kolom abu vulkanik 1.500 meter. Pada Selasa sore, awan panas kembali meluncur 3.000 meter ke Tenggara-Timur. Tinggi kolom abu vulkanik 2.000 meter. Kini, status Sinabung masih tetap dalam status Awas (level 4).

Radius enam kilometer di sisi Timur dan tujuh kilometer di sisi Tenggara-Selatan harus dikosongkan. "Kondisi ini menyebabkan 11.114 jiwa harus mengungsi di 10 pos pengungsian. Selain itu, 2.053 KK atau 6.179 jiwa masih menetap di hunian sementara sambil menunggu relokasi," ucap dia.

Relawan untuk pengungsi Sinabung, Alley Bamboes mengatakan, terjadi awan panas guguran dari Gunung Sinabung di arah selatan pada Selasa tengah malam. "Jarak luncurannya sekitar dua kilometer, arah angin cenderung ke timur," kata Koordinator Cakrawala Biru Cinematography ini.

Di Kota Medan, hujan yang datang mulai dari Senin hingga hari ini  bercampur debu Sinabung yang terbang di bawa angin. Mobil dan sepeda motor terlihat penuh bercak debu. "Kotor kali kereta (sepeda motor) ku, hujan tadi malam ini. Debu Sinabung sampai ke Medan," kata Sembiring (35), warga Jalan Ngumban Surbakti Medan.

"Terpaksa ku cuci dulu, nanti pikir orang dari Sinabung pulak aku, kereta penuh lumpur dan debu," tambah dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan musibah Gunung Sinabung, akan berkepanjangan hingga lima tahun mendatang. Aktivitas lava masih bergejolak di dalam perut gunung. Ini adalah karakteristik gunung berapi yang sudah lama vakum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com