Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Tanah Kering, Warga Bandung Terpaksa Beli Air Bersih

Kompas.com - 13/07/2015, 14:13 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebagian warga Bandung mulai merasakan dampak kekeringan pada musim kemarau 2015 ini. Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka harus membeli air bersih per jeriken.

"Yang bisa mengambil air tanah cuma yang pake jetpump. Kalau mesin pompa air yang biasa seperti saya, enggak akan dapat," ujar warga Jalan Sadang, Desa Margahayu Tengah, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Ajat Sudrajat, Senin (13/7/2015).

Ajat mengatakan, sebelum di daerahnya berdiri perumahan-perumahan, dia tidak pernah merasakan kekurangan air. Namun lambat laun, pesawahan di sekeliling rumahnya berubah menjadi beton. Sejak saat itu, pada musim kemarau dia pun harus merasakan kesulitan air bersih. "Tidak ada pilihan lain untuk memperoleh air, selain membelinya," tutur dia.

Untuk keperluan sehari-hari, ia membeli air dari tukang air keliling. Ia membeli satu gerobak berisi delapan jeriken air pada pagi hari dan sore hari. Satu jeriken air dihargai Rp2.000. "Kalau dihitung-hitung, untuk air bersih saja kami harus mengeluarkan uang Rp32.000. Belum untuk air minum, dan lainnya. Pengeluaran kami semakin berat," tutur Ajat.

Ajat pun mengkritik alih fungsi lahan yang ada di Bandung dan sekitarnya. Ia menilai, alih fungsi lahan dari sawah ke perumahan maupun pabrik menjadi salah satu penyebab kekeringan di Kabupaten Bandung.  "Di daerah saya ada banyak warga yang mengalami hal serupa," ucap dia.

Diberitakan sebelumnya, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat menyatakan, hampir seluruh kota/kabupaten di Jawa Barat mengalami kekeringan. Daerah terparah yang mengalami kekeringan adalah Kota Bandung, Cirebon, dan Karawang. Bahkan, daerah hulu atau sumber mata air seperti Garut pun mengalami kekeringan.

Kondisi ini tentu mengkhawatirkan. Sebab, BMKG memperkirakan puncak musim kemarau baru akan terjadi Agustus mendatang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com