Ani mengatakan, M sudah bekerja sebagai juru parkir di sejumlah mal sejak duduk di bangku kelas II SD. Aktivitas ini dilakukan M sepulang dari sekolah. Dalam sehari, M bisa mengantongi uang Rp 50.000 hingga Rp 100.000. Dengan uang itu, dia membiayai hidup keluarganya. Menurut Ani, M melakukannya karena ayahnya sudah menganggur dan tidak pernah bekerja selama 5 tahun belakangan.
Selama Ramadhan, lanjut Ani, dirinya pernah membuat kue, dan M menjualnya dengan berkeliling. Hanya, jualan kue itu terhenti setelah M terus dipukuli oleh ayahnya. M pun meminta ibunya berhenti membuat kue dan meminta izin kembali menjadi juru parkir.
"Kalau M pergi jadi tukang parkir, saya sehari-hari pergi kerja di tempat katering. Kalau bukan katering, ya pergi cuci pakaian di rumah-rumah warga. Ya saya juga biasa dapat uang sampai Rp 50.000-lah. Namun, pendapatan M-lah yang paling banyak, sedangkan ayahnya cuma tahunya makan tidur dan hidupnya dibiayai oleh M," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, M dianiaya ayah kandungnya, Khaeruddin alias Rudi, di rumahnya, Jalan Rappocini Raya Lorong 1, Gang 1, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Selasa (7/7/2015) sekitar pukul 19.00 Wita. Korban dianiaya karena keluar rumah bersama dua adiknya untuk mencari makanan setelah berbuka puasa (baca: Ayah Aniaya Anak Kandungnya hingga Kritis).
Setelah menjalani perawatan di tiga rumah sakit, yakni RS Dadi, RS Pelamonia, dan RSUP Wahidin Sudiro Husodo, M akhirnya mengembuskan napas terakhir, Rabu (8/7/2015), akibat luka di bagian belakang kepala (baca: Anak yang Dianiaya Sang Ayah Akhirnya Meninggal). Sejumlah luka memar juga ditemukan di tubuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.