Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Lesehan Candi Borobudur Tolak Relokasi

Kompas.com - 08/06/2015, 19:35 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Ratusan pedagang korban kebakaran pasar Sentra Kerajinan dan Makanan Borobudur (SKMB) menolak direlokasi oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Magelang, Jawa Tengah. Mereka memilih untuk tetap membuka lapak di area zona I dan II Candi Borobudur yang merupakan kawasan terlarang untuk aktivitas perdagangan.

"Pihak Taman (PT TWCB) inskonsisten, mereka ingkar janji. Awalnya kami memang diajak diskusi, tapi kemudian kami ditinggal. Kami tidak diajak musyawarah lagi selama pembuatan tempat, bentuk dan bangunan lokasi jualan sementara," kata Wakil Ketua Forum Pedagang Lesehan (Forples) Borobudur, Ismain, seusai aksi, Senin (8/6/2015).

Ismain menilai lokasi jualan sementara kurang strategis. Sejak awal, pihaknya menginginkan lokasi yang satu jalur dari jalur keluar pintu Ngasem (sisi utara Candi Borobudur). Lokasi tersebut dianggap lebih strategis, pedagang lebih tertata dan tidak terpisah-pisah.

"Kami akan bertahan berjualan di sini (zona I dan II) selama belum ada kesepakatan yang jelas. Sampai ada jaminan soal pembangunan lapak permanen. Selain itu juga perlu ada jaminan secara moral dan tertulis. Kami masih membuka kran komunikasi dengan pihak Taman," ungkapnya.

Menurut dia, lapak jualan sementara berukuran 1,5 x 2 meter tidak memadai untuk menggelar dagangan. Selain itu, jumlah lapak yang disediakan tidak mencukupi untuk seluruh pedagang. Untuk itu, dia mau direlokasi asalkan tuntutan pedagang dipenuhi terlebih dahulu.

Saat dikonfirmasi, Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan Unit TWCB, Aryono Hendro Maliyanto, mengatakan, sudah melakukan sosialisasi dan musyawarah kepada para pedagang baik pedagang dari SKMB maupun Forples.

Menurut Aryono, upaya merelokasi para pedagang dari zona I dan II tidak lain bertujuan untuk menjaga kenyamanan wisatawan dan pedagang sendiri selama proses pembangunan pasar SKMB yang baru. Disebutkan, ada lebih dari 1.450 pedagang terdiri dari 845 pedagang SKMB dan 605 pedagang Forples dan pedagangan asongan yang menggelar lapak di zona terlarang tersebut.

"Kami membangun petak atau lapak bangunan sementara sudah sesuai dengan jumlah pedagang yang ada. Pedagang adalah mitra kami. Langkah ini demi kenyamanan dan keamanan pedagang dan tentunya bagi wisatawan candi Borobudur," papar Aryono.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Sentra Kerajinan Makanan Borobudur (SKMB) Warkim mengaku, sekitar 900 pedagang lebih memilih relokasi daripada berjualan di sekitar zona I dan II. Alasannya, mereka ingin agar Pasar SKMB yang terbakar Oktober 2014 lalu segera dibangun kembali.

Sebagian besar mereka sudah mulai memindahkan barang-barang dagangannya ke lokasi yang ditentukan PT. TWCB di sisi Barat Museum Kapal hingga belakang Museum Borobudur. Meski diakui, ukuran lapak kurang memadahi untuk menggelar dagangan namun kondisi tersebut setidaknya membuat nyaman pengunjung Candi Buddha terbasar di dunia itu.

"Ya ukuran lapaknya memang kurang mencukupi. Tapi kami tetap pindah ke lokasi sementara. Semoga pasar SKMB segera dibangun dan kita dapat berjualan seperti sediakala," ungkap Warmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com