Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doa Khusus untuk Pengungsi Rohingya pada Perayaan Waisak di Borobudur

Kompas.com - 31/05/2015, 22:00 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Pada perayaan Tri Suci Waisak 2559 BE/2015, umat Buddha Indonesia akan menyelipkan doa khusus untuk pengungsi muslim Rohingya yang menjadi korban konflik di Myanmar. Mereka bersama-sama memohon kepada sang Buddha agar tercipta perdamaian antar sesama umat manusia di dunia ini.

Salah satu Ketua Majelis Sangha Mahayana, Bhiksuni Virya Guna, mengaku prihatin dengan konflik di Myanmar yang mengakibatkan penderitaan kaum muslim Rohingya. Ia mengajak para pemimpin negeri ini dan pihak-pihak terkait untuk duduk bersama menyelesaikan masalah Rohingya dengan jiwa yang tenang.

"Kita prihatin. Kita jangan melihat (masalah Rohingya) dari sepihak saja. Karena mungkin ada unsur-unsur tertentu yang kita tidak tahu. Tetapi kita sudah mendoakan yang terbaik," ujar Vira Guna, Minggu (31/5/2015) malam.

"Mari kita duduk bersama, menyelasaikan masalah tersebut dengan baik, jangan menggunakan jiwa yang penuh kemarahan karena tidak akan selesai," sambung Virya.

Dia mengemukakan, sejauh ini umat Buddha di Indonesia senantiasa hidup berdampingan dengan umat lain. Hampir setiap perayaan Hari Raya Waisak pihaknya rutin menggelar bakti sosial yang ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat tanpa melihat latar belakang suku, agama, ras dan golongan tertentu.

Dia menambahkan, pihaknya sudah berpartisipasi memberikan bantuan kepada para pengungsi Rohingya yang saat ini masih bertahan di Aceh. Bahkan, pihaknya juga sudah bertemu dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk bekerjasama membantu menyelesaikan masalah kemanusiaan tersebut.

"Kita serahkan saja (masalah ini) kepada pemerintah. Kita punya pemerintah yang solid," ucap Virya.

Ketua Dewan Sangha Walubi, Bhiksu Tadisa Paramita Mahasta Vira, menyayangkan negara Myanmar yang notabene memiliki penduduk mayoritas umat Buddha namun tidak mencerminkan sifat Buddha yang sesungguhnya.

Dia mengatakan, Walubi sendiri telah berupaya membantu pengungsi muslim Rohingya yang masih bertahan di Aceh.

"Pada Waisak ini kami membawa misi perdamaian, cinta, dan anti kekerasan. Buddha sangat menolak deskriminasi dan menjunjung tinggi harkat-martabat manusia tanpa melihat latar belakang ras, suku, agama dan golongan," ucap Tadisa.

Tadisa meminta umat Buddha dimanapun berada untuk senantiasa mengembangkan sifat belas kasih ke semua makhluk sehingga tercipta kehidupan yang rukun, damai, dan harmonis satu sama lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com