Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Beras Plastik, Warga Malang Beli Beras Langsung ke Petani

Kompas.com - 21/05/2015, 15:07 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com — Beredarnya beras plastik atau sintetis membuat warga Malang, Jawa Timur, lebih berhati-hati dalam membeli beras. Untuk itu, mereka lebih memilih mengunjungi langsung petani yang memiliki stok beras.

"Para ibu di sini memang banyak yang bicara soal kabar beras plastik itu. Katanya berbahaya jika dikonsumsi. Lebih aman, beli langsung ke petani, tidak ke toko karena masih banyak petani yang punya stok beras hasil panennya di sawah. Hasil panen petani tidak semuanya dijual," kata Maryam, warga Desa Bululawang, Kabupaten Malang, Kamis (21/5/2015).

Menurut Maryam, di wilayahnya, belum ada warga yang membeli beras bercampur plastik.

"Di sini, belum ada yang beli beras ada campuran plastiknya. Di pasar juga banyak yang membicarakan soal beras plastik itu," kata Maryam.

Hampir masuk

Sementara itu, di Kota Malang, sebagai langkah cepat untuk mengantisipasi peredaran beras plastik di pasaran, pemerintah setempat langsung menggelar operasi ke beberapa pasar dan penjual beras.

"Sejak beredar kabar maraknya beras plastik, saya perintahkan Dinas Perdagangan bersama Bulog untuk gelar operasi langsung ke lapangan. Setelah melakukan sidak, untuk di wilayah Kota Malang, alhamdulillah, belum ditemukan beras plastik," kata Wali Kota Malang Muhammad Anton, Kamis.

Namun, kata Anton, pihaknya sudah mendapatkan informasi bahwa beras plastik hampir masuk ke Kota Malang.

"Infomasi yang saya terima, sudah hampir beras plastik itu masuk ke Kota Malang. Untungnya, kita langsung gerak cepat lakukan operasi," katanya.

Kepala Disperindag Kota Malang Tri Widyani menambahkan, pemeriksaan beras plastik itu dilakukan di beberapa pasar di Kota Malang.

"Di Pasar Induk Gadang, Pasar Blimbing, Pasar Besar Malang juga sudah dioperasi semua bersama Bulog," katanya.

Walau di Kota Malang tidak ditemukan beras plastik, pemerintah tetap terus melakukan langkah antisipatif.

"Kita akan terus bergerak dan memantau agar tidak kecolongan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com