Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sinabung Masih Siaga Hadapi Potensi Lahar Hujan

Kompas.com - 30/04/2015, 19:01 WIB

MEDAN, KOMPAS — Warga di sejumlah kecamatan di sekitar Gunung Sinabung, seperti Kecamatan Payung, Simpang Empat, dan Tiganderket, di Karo, Sumatera Utara, masih siaga menghadapi potensi lahar hujan yang terus terjadi akibat aktivitas Gunung Sinabung. Warga belum berani ke ladang karena jembatan yang melintasi sungai dipenuhi lahar hujan. Adapun aparat keamanan terus berjaga di sejumlah akses masuk zona merah di sekitar gunung itu.

Tokoh masyarakat Desa Gurukinayan di Kecamatan Payung, Setia Mulia Sembiring, dihubungi dari Medan, Rabu (30/4), mengatakan, warga yang terdampak paling parah dari aktivitas Gunung Sinabung, seperti di kawasan Payung dan Simpang Empat, saat ini memilih bertahan di rumah. Hal ini akibat potensi luncuran lahar hujan masih menghantui kawasan itu, terutama di area perladangan.

Apalagi, warga harus melintasi satu-satunya akses ke perladangan, yakni jembatan di atas Sungai Lao Borus, Kecamatan Payung, yang saat ini tengah dipenuhi lahar hujan. "Lahar hujan itu pun masih terus meluncur deras di sungai tersebut. Hal ini mungkin karena hujan terus terjadi dalam tiga hari ini di sini," ujarnya.

Setia melanjutkan, beberapa warga memang masih nekat pergi ke ladang dengan melintasi jembatan di atas Sungai Lau Borus yang tengah dipenuhi lahar hujan. Namun, kondisi itu karena desakan ekonomi. "Warga masih nekat pergi ke ladang karena berupaya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang sangat sulit saat ini," ucapnya.

Lebih tenang

Kendati demikian, Setia menambahkan, kondisi psikologis warga saat ini sudah jauh lebih tenang dibandingkan ketika terjadi erupsi Gunung Sinabung pada Selasa malam. "Warga sangat panik ketika terjadi erupsi Sinabung pada Selasa lalu, terutama karena ada sejumlah permukiman warisan turun-temurun terbakar di Desa Gurukinayan," katanya.

Gunung Sinabung mengalami erupsi pada Selasa pukul 17.30-18.30, yakni erupsi 10 kali beruntun dan meluncurkan awan panas. Ketinggian awan panas berkisar 2 kilometer-3 kilometer dan panjang awan panas mencapai 4 kilometer ke arah selatan gunung. Kondisi itu menyebabkan 4 rumah adat dan 10 rumah warga di Desa Gurukinayan terbakar. Jembatan di Desa Perbaji dan dua ruas jalan di Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, putus.

Ketua Pos Pengamatan Gunung Sinabung Armen Putra menyampaikan, aktivitas Gunung Sinabung memang tinggi pada Selasa malam. Bahkan, aktivitas kali ini tertinggi setelah erupsi eksplosif gunung itu pada awal April lalu.

Kendati demikian, Armen menjelaskan, kondisi Gunung Sinabung cenderung lebih tenang pada Rabu dan Kamis ini. Berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Sinabung, terjadi 68 kali gempa guguran, 18 gempa frekuensi rendah, dan 9 gempa hibrid pada Rabu serta 13 gempa guguran, 11 gempa frekuensi rendah, dan 7 gempa hibrid pada Kamis pukul 00.00-06.00. Angka kejadian gempa itu jauh lebih rendah dibandingkan Selasa, yakni 86 gempa guguran, 8 gempa frekuensi rendah, 11 gempa hibrid, 2 gempa vulkanik, dan 1 gempa tektonik.

Namun, ia menuturkan, pihaknya tetap meminta warga untuk selalu siaga. Sebab, status Gunung Sinabung masih Siaga atau berada di level 3. "Secara keseluruhan, aktivitas gunung ini masih fluktuatif dengan kecenderungan tinggi. Sewaktu-waktu gunung ini bisa mengalami erupsi memuntahkan material dari dalam kawah," katanya.

Sementara itu, Komandan Kodim Tanah Karo Letnan Kolonel Asep Sukarna mengutarakan, pihaknya kembali meningkatkan pengawasan dan pengamanan di zona merah sekitar Sinabung, yakni 3 kilometer di sekeliling gunung, 5 kilometer di sektor tenggara, dan 6 kilometer di sektor selatan. Ia menerjunkan 2.000 personel secara bergantian untuk menutup akses warga yang masih mencoba kembali ke kebun atau rumah yang berada di zona merah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com