Curhatan Romadhon, warga RT 02/02 Desa Kedungjati, Grobogan itu akhirnya didengarkan sang gubernur saat rombongan Pemprov Jateng road show melewati jalur tersebut. Ganjar yang semua ingin melihat kondisi jalan lantas dikerubuti puluhan warga, termasuk Romadhon. Di depan Ganjar, ia mengeluhkan harga jagung.
Saat ini, lanjutnya, harga jagung yang sudah kering jatuh pada kisaran Rp 2.600. Semestinya, kata dia, jika tidak panen, harga jagung kering dihargai Rp 3.000 hingga Rp 3.500.
"Panene (panennya) rugi Pak. Masa jagung diregani (dihargai) Rp 2.600. Niku (itu) murah banget Pak, mbok dinaikkan harganya Pak Gubernur," ujar Romadhon yang berpakaian baju merah muda di hadapan Ganjar, Kamis (23/4/2015).
Komoditas jagung sendiri ditanam dengan cara tumpang, yakni ditanam di bawah pohon jati. Mendengar curahan itu, Ganjar lantas mengorek sekalian informasi soal harga pupuk bersubsidi.
Ganjar pun tercengang mendapati harga pupuk di tingkat eceran melebihi harga yang ditentukan. Ganjar pun berjanji akan menampung keluhan Mbah Romadhon dengan akan mengecek harga di Badan Urusan Logistik. Menurut dia, semestinya Bulog yang bertanggung jawab soal harga komoditas jagung yang menurun saat panen.
Ganjar sendiri saat ini tengah roadshow meninjau usulan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) di berbagai kota di Jawa Tengah. Ganjar sendiri juga meninjau korban banjir di Kecamatan Banyuanyar, Kota Surakarta dan berdiskusi dengan mahasiswa di Universitas Negeri Sebelas Maret.
Ganjar juga mendengarkan usulan proposal Musrembang dari Wali Kota Solo FX Rudiatmoko tentang pengembangan pasar Rejosari, pembangunan jembatan tirtodadi dan pengembangan kawasan koridor Jalan Gatot Subroto, Solo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.