Kecamatan itu, antara lain Semanding, Palang, Merakurak, Kerek, Kenduruan, Jenu, Bangilan, Senori, dan Gerabakan.
Sudah 11 tahun ini, Nunuk keluar masuk dari desa satu ke desa lain. Dari desa paling pucuk gunung hingga daratan di pesisir pantai ia lalui.
Perjalanan dari rumah di pusat Kabupaten Tuban menuju kelompok perempuan di suatu desa rata-rata menghabiskan waktu perjalanan 2-3 jam. Akses jalan juga naik turun bukit.
Seringkali, ia mengunjungi kelompok perempuan di desa-desa pada malam hari. Sebab, pada pagi hingga sore hari, mereka sibuk dengan pekerjaan rumah.
“Ibu-ibu kalau diajak kegiatan pagi atau siang hari kan tidak bisa. Nah, kami lakukan malam hari. Kalau kegiatannya selesai malam, menginap di rumah penduduk,” terang perempuan lulusan Universitas Ronggolawe 2004 ini.
Di antara perempuan-perempuan itu, ada Ny Nahluna (67). Ia duduk di pinggir jendela sambil memperhatikan Nunuk sedang bercerita tentang sosok Kartini, pahlawan perempuan.
Di pangkuannya, terdapat map plastik merah. Di dalam map itu berisi buku tulis, pensil, dan selembar kertas bertuliskan susunan huruf besar dan kecil, mulai huruf A hingga Z.
Huruf-huruf itu digunakan untuk membantunya ketika lupa sebelum menulis.
Sudah enam bulan ini, Nahluna mengikuti kegiatan belajar tulis dan baca yang didampingi volunter dari KPR.
Ia mengaku, awalnya tak bisa membaca, meski sempat mengenyam pendidikan di sekolah rakyat hingga kelas tiga. (iks)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.