Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ga Ada Sosialisasi Tiba-tiba BBM Naik Aja, Pemerintah Kok Gitu Ya!"

Kompas.com - 31/03/2015, 14:15 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com — Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Barisan Mahasiswa Magelang menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Alun-alun Kota Magelang, Selasa (31/3/2015) siang. Mereka menilai Presiden Jokowi telah membuat kebijakan-kebijakan yang tidak pro-rakyat dan mengkhianati janjinya sendiri pada masa kampanye dulu.

"Kami minta Jokowi bertobat, segera kembali menata pemerintahan dengan baik, membuat program kebijakan yang tidak menyakiti rakyat. Ini warning kepada Jokowi karena kami masih peduli dengan Jokowi," ujar koordinator aksi, Taufik Aji Virmandi.

Kendati demikian, Taufik mengaku belum memberikan rapor merah kepada Presiden Jokowi untuk kinerjanya selama masa pemerintahannya. Taufik menilai rapor merah memang sempat digulirkan, tetapi masih ada beberapa hal yang dinilai masih bisa diperbaiki oleh pemerintahan Jokowi.

"Kami tidak gegabah memberikan rapor merah karena jika kita menuntut Jokowi turun, artinya kita juga harus berpikir siapa penggantinya. Oleh karena itu, kita minta ia bertobat. Kita masih memberi kesempatan kepada Jokowi," ucap mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) Magelang itu.

Presiden Mahasiswa (Presma) Untidar, Choirul Imam, menambahkan, pasca-dilantiknya Jokowi-Jusuf Kalla Oktober lalu, ada banyak masalah yang bermunculan hingga dampaknya dirasakan masyarakat, termasuk yang paling signifikan adalah penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang berakibat pasang surutnya harga minyak dan gas (migas) dan anjloknya nilai rupiah.

"Saat ini, Jokowi-JK sudah mengkhianati janjinya yang tercantum dalam Nawa Cita. Contoh di sektor ekonomi saja, rupiah terjun bebas hingga posisi Rp 13.000-an per dollar AS. Belum lagi pengaruh terhadap kenaikan harga sembako di masing-masing daerah," katanya.

Menurut dia, kebijakan mengikuti arus harga minyak dunia membuat masyarakat tercengang melihat perubahan harga BBM yang minim sosialisasi.

"Kami menuntut ada ketegasan, transparansi, keterbukaan stabilisasi kondisi perekonomian di Indonesia, juga mencabut kebijakan BBM berdasarkan mekanisme pasar dunia dan kembalikan subsidi BBM," ungkap Choirul.

Dia mengatakan, aksi ini bertujuan untuk memberi peringatan kepada Jokowi dan pemerintahannya agar segera mengubah kebijakan-kebijakan yang dinilai tak memihak kepada rakyat itu.

"Memang kita masih beri kesempatan (Presiden) karena kita masih peduli dengan Jokowi. Harapan kita, dia bisa mengubah kebijakan yang menyengsarakan rakyat itu," kata mahasiswa UM Magelang ini.

Dia juga mengkritik program-program yang menurut dia sudah jadi blunder Jokowi. Choirul menyebut soal tiga kartu sakti yang sempat digembar-gemborkan mampu menyejahterakan masyarakat Indonesia, tetapi pelaksanaannya tidak efektif.

Selain melakukan orasi, mereka juga mengusung spanduk dan poster bertuliskan, "Bertobatlah Jokowi", "Ga Ada Sosialisasi Tiba-tiba BBM Naik Aja", dan sebagainya. Gabungan mahasiswa dari BEM Untidar, BEM UM Magelang, LPM Mata, dan LPM 21 Tidar ini kemudian melakukan aksi berjalan kaki menuju kantor DPRD Kota Magelang. Aksi para mahasiswa ini mendapat pengawalan dari aparat Polres Magelang Kota hingga mereka membubarkan diri dengan damai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com