Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Papua Tak Terlibat Bentrok di Kopeng

Kompas.com - 19/03/2015, 16:52 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Ketua Himpunan Mahasiswa-Pelajar Papua dan Papua Barat (HIMPPAR), Donius Tabuni menegaskan, tak ada mahasiswa Papua yang terlibat dalam insiden bentrokan di Kopeng. Bentrokan itu melibatkan sejumlah mahasiswa asal Indonesia timur dengan warga setempat di sekitar Wisma Renata, Kopeng, Kecamata Tengaran, Kabupaten Semarang, Minggu (15/3/2015) lalu.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan di Mapolres Semarang dan keterangan dari Pengurus Persatuan Mahasiswa Sumba (Perwasus) NTT, masalah ini tidak ada sangkut pautnya dengan mahasiswa Papua," kata Tabuni, dalam hak jawab yang dikirimkan ke Kompas.com berjudul "Puluhan Mahasiswa asal Papua Bentrok dengan Warga Kopeng", 15 Maret 2015.

Selain itu, dia juga mengoreksi uraian kronologi yang menyebutkan bentrokan bermula dari pesta kelulusan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) asal Papua dengan mengundang beberapa mahasiswa se-daerah di Wisma Renata, Kopeng.

"Mahasiswa Papua yang saat itu berada di sana hanya mengikuti acara (berstatus undangan) dan tidak ikut terlibat sama sekali dalam perkelahian tersebut," ujar dia dalam surat elektronik yang dikirimkan oleh divisi humas UKSW, Kamis (19/3/2015) siang.

Tabuni menambahkan, dia juga meminta koreksi pada keterangan foto berita tertanggal 16 Maret 2015 yang tertulis, "lima orang mahasiswa asal Papua diperiksa di Mapolres Semarang setelah insiden bentrok dengan warga Kopeng, Kabupaten Semarang, Minggu (15/3/2015)."

Pada badan berita juga tertulis "Sebelumnya, hanya disebutkan hanya mahasiswa asal Papua yang terlibat" agar dikoreksi. "HIMPPAR tidak bisa menerima pernyataan yang tertulis pada berita tersebut yang sudah membawa nama mahasiswa Papua, khususnya HIMPPAR Salatiga," kata dia.

Sebelumnya dikabarkan, bentrokan antara mahasiswa asal Indonesia Timur dan warga Desa Kopeng, Getasan, Semarang, Minggu (15/3/2015) dinihari berakhir damai. Kedua belah pihak, yakni Pembantu Rektor III UKSW, Salatiga, Arief Sadjiarto, yang mewakili mahasiswa, dan Kepala Desa Kopeng yang mewakili warga, menandatangani surat pernyataan damai yang diserahkan ke pada aparat di Polres Semarang, Senin (16/3/2015) malam.

Dengan adanya kesepakatan damai tersebut penanganan kasus bentrokan tersebut tidak berlanjut ke ranah hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com