Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamatkan Bosscha dengan Tudung Lampu Rp 10.000

Kompas.com - 10/03/2015, 16:30 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
 — Kepala Observatorium Bosscha Mahasena Putra mengaku lelah bertindak konfrontatif terhadap pemerintah dalam upaya penyelamatan Bosscha. Sebab, hingga kini upaya pemerintah untuk menyelamatkan Bosscha belum terlihat.

“Peneliti Bosscha berteriak-teriak soal kondisi Bosscha sejak zamannya Pak Bambang Hidayat tahun 1970-an, tapi sampai sekarang belum ada hasilnya,” ujar Mahasena di ruang kerjanya di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Taman Sari, Kota Bandung, Selasa (10/3/2015).

Seperti diketahui, obyek penelitian Observatorium Bosscha setiap tahunnya terus berkurang. Hal ini terjadi karena langit di lokasi Bosscha semakin terang akibat berdirinya bangunan-bangunan seperti vila, kafe, dan restoran, serta permukiman warga. (Baca selengkapnya: Observatorium Bosscha di Ujung Tanduk)

Mahasena mengaku tidak bisa menyalahkan masyarakat atas pertumbuhan ekonomi yang terjadi di sekitar Bosscha. Walaupun dia berharap pemerintah menyelamatkan kondisi observatorium yang didirikan tahun 1923 tersebut, tetapi hingga kini upaya penyelamatan tak juga terlihat.

“Capek juga konfrontatif. Akhirnya kami memutuskan menyelamatkan Bosscha lewat cara yang paling sederhana, yakni pembagian tudung lampu ke masyarakat di sekitar Bosscha,” imbuhnya.

Pembagian 300 tudung lampu tahap pertama dilakukan pada Februari lalu. Saat pembagian, dia mengaku senang karena masyarakat menyambutnya dengan baik. Melihat hal itu, pihaknya berencana membagikan tudung lampu tahap kedua. Kemungkinan itu dilakukan pada hari ulang tahun Bosscha ke-150 yang jatuh pada Mei 2015.

“Biaya pembuatannya murah, Rp 10.000 per tudung lampu. Dananya diambil dari uang masyarakat yang membayar tiket masuk ke Bosscha. Kami sadar langkah kecil ini tidak akan langsung menyelamatkan Bosscha. Langkah ini bagai menggarami air laut,” ucapnya.

Meski demikian, upaya kecil ini akan terus dilakukan sekaligus bentuk kampanye upaya penyelamatan Bosscha. Ia berharap, dengan tindakan kecil ini, pemerintah tergerak untuk mengoptimalkan langkah penyelamatan Bosscha.

“Kondisi Bosscha memang sulit. Karena itu pula kami akan mengembangkan observatorium nasional di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT),” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com