Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Macet, Pedagang Batu Akik di Pungkur Bakal Dipindah

Kompas.com - 11/02/2015, 15:18 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bandung akan memindahkan pedagang kaki lima yang menjual batu akik di Jalan Pungkur, Kota Bandung. Wakil Wali Kota Bandung, Oded Danial mengatakan, pemindahan dilakukan atas pertimbangan gangguan arus lalu lintas yang ditimbulkan di Jalan Pungkur.

"Sebenarnya dengan banyaknya pedagang batu akik pertumbuhan ekonomi menjadi sangat positif, tapi yang menjadi persoalan kita harus perhatikan aspek lain. Kalau jadi tren dan sangat pesat berkembang, tapi menghalangi jalur dan jalan umum, maka harus ditata," kata Oded di Balai Kota Bandung, Rabu (11/2/2015).

Oded yang juga Kepala Satuan Tugas Khusus (Satgasus) penataan PKL di Kota Bandung, mengaku telah menyiapkan beberapa opsi tempat. "Saya dan Pak Wali Kota sudah bicara, kita mau coba nanti pengusaha batu akik akan ditata di taman Jalan Malabar. Pak Wali mintanya ke sana," imbuh dia.

Selain itu, Oded berharap 12 pasar tematik baru yang akan dibangun bisa secepatnya selesai. Selain untuk menampung para PKL batu akik, pasar-pasar tersebut nantinya diharapkan bisa menjadi solusi untuk PKL lainnya. "12 pasar baru ini sebenarnya kuncinya," tandas dia.

Jalan Pungkur kini telah berubah menjadi pusat jual beli batu akik ternama di Kota Bandung. Tidak tanggung-tanggung, jumlah PKL di pelataran jalan yang berada di antara Kelurahan Balonggede dan Pungkur, Kecamatan Regol, terus bertambah selama dua bulan terakhir.

"Dari hanya 12 pedagang dalam dua bulan terakhir kini sudah ada 180 pedangan," kata Lurah Balonggede, Muhammad Sohib, saat dihubungi melalui ponselnya.

Setiap hari, kata Sohib, ratusan orang bahkan ribuan kolektor batu akik akan memadati jalan tersebut. Minimnya lahan parkir untuk pengunjung akhirnya membuat arus lalu lintas menjadi macet.

"Apalagi kalau hari Sabtu dan Minggu, pengunjung malah membuat macet akibat parkir sembarangan," tutur Sohib.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com