Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Sinabung, Ratusan Hektar Lahan Sayur Terancam

Kompas.com - 10/02/2015, 17:30 WIB

KABANJAHE, KOMPAS — Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (9/2/2015), kembali erupsi. Letusan sejak pagi hari itu memuntahkan material vulkanik bersama awan panas ke arah barat dan barat laut gunung. Ratusan hektar lahan pertanian di sembilan desa, Kecamatan Payung dan Tiganderket, terancam mati akibat tertutup abu vulkanik.

Wilayah yang dilanda hujan abu adalah Desa Mardinding, Kuta Kepar, Tiganderket, Jandi Meriah, Tanjung Merawa, serta Perbaji di Kecamatan Tiganderket. Sementara di Kecamatan Payung wilayah yang dilanda hujan abu adalah Desa Payung, Selandi, dan Batu Karang.

Berdasarkan pantauan Kompas di Desa Payung, puluhan hektar lahan pertanian sayur, seperti tomat, terong, cabai, dan kol, diselimuti pasir bercampur abu vulkanik hingga setebal 3 sentimeter. Bahkan ketebalan abu di permukaan tanah bisa mencapai 5 sentimeter. Daun-daun tanaman juga tampak mulai layu dan mengering.

Rumah-rumah dan jalan kampung berubah jadi kelabu keputih-putihan. Saat sore, mereka mulai membersihkan tanaman sayurnya dari abu vulkanik.

”Kalau tidak segera dibersihkan, tanaman tomat bisa mati. Ini saja, daun sudah mulai mengering karena seharian terkena hujan abu,” ujar Sandiwang Sitepu (28), petani Desa Payung, saat membersihkan tanaman menggunakan semprotan angin.

Menurut dia, di desanya sekitar 25 hektar lahan sayur tertutup abu vulkanik. Koordinator Posko Pengamatan Gunung Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Armen Putra, mengatakan, guguran awan panas pertama kali terjadi menjelang pagi. Intensitasnya kian meningkat sekitar pukul 07.11.

Sejak pukul 00.00-18.00, terjadi hingga 19 kali guguran awan panas dengan jarak luncur berkisar 1.000-4.500 meter dari puncak gunung. Luncuran awan panas mengarah ke selatan dan tenggara. Bahkan teramati guguran lava dari puncak sejauh 1.500 meter ke arah selatan.

Saat erupsi, terbentuk kolom abu awan panas setinggi 500-3.500 meter. Kolom abu tersebut membubung tinggi ke angkasa hingga dapat dilihat dari kota Kabanjahe dan Brastagi.

Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api Wilayah Barat Hendra Gunawan menyarankan masyarakat tetap tidak beraktivitas dalam jarak 5 kilometer ke arah tenggara dan selatan. Sementara pada arah lainnya, masyarakat diimbau agar tidak beraktivitas pada radius 3 kilometer dari puncak Sinabung.

Kepala Badan Geologi Surono juga mengatakan, dengan tingginya kegempaan vulkanik, sangat kecil kemungkinan aktivitas letusan Gunung Sinabung akan terhenti dalam waktu dekat. Aktivitas Sinabung saat ini dikarenakan akumulasi energi yang tersimpan, setelah gunung ini tidak meletus sekitar 1.200 tahun. (GRE/AIK)

Sumber: Harian Kompas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com