Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Miras Palsu Dibongkar, Botol Bekas Diisi Alkohol dan Air Mineral

Kompas.com - 09/02/2015, 17:22 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Jawa Tengah membongkar praktek liar aktivitas pabrik rumahan minuman keras palsu di Kabupaten Boyolali. Polisi menangkap seorang perempuan berinisial TW di rumahnya di Jalan Merbabu No 83 Desa Pulisen 004/006, Kabupaten Boyolali.

Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng, Djoko Purbohadijoyo di Semarang mengatakan tersangka TW disangka telah mendapatkan untung besar dalam menjalankan ilegalnya tersebut.

Dalam memalsu isi produk minuman keras, tersangkaTW membuat isinya sendiri dengan mencampur beberapa bahan antara lain alkohol murni ditambah air mineral dan perasa.

"Kemudian dikasih warna lain sesuai dengan botol mirasnya, dilabel dan dieratkan kembali, kemudian diedarkan ke tempat-tempat yang memesan," ungkap Djoko dalam gelar perkara, Senin (9/2/2015).

Produk olahan rumahan tersangka itu secara kasat mata tak tampak berbeda dengan miras kebanyakan. Namun, ketika diedarkan di tempat hiburan malam di Magelang, polisi mengendus produk pemalsuannya tersebut.

Berdasarkan laporan dari masyarakat, polisi lantas menelusuri jejak peredaran miras tersebut hingga sampai ke rumah tersangka. Sebelum menemukan sumber pembuatan miras palsu, polisi menelusuri beberapa tempat hiburan malam di Magelang.

"Itu modelnya, TW ini mengumpulkan botol kosong bekas dari bar-bar. Botol-botol bekas itu dibeli oleh tersangka serta kiriman dari pihak-pihak mengantar langsung ke rumahnya," cetus dia.

Dia menambahkan, pembuatan miras palsu itu dibuat bagi pihak yang memesan. Tiap botol miras palsu yang berhasil dijual dengan tarif di bawah harga pasaran.

"Tersangka ini jual antara Rp 80.000-100.000. Padahal isinya campuran air mineral," kata dia.

Tersangka TW sendiri membeli sejumlah barang bekas dari para pihak. Pihaknya juga mengaku telah memproduksi miras palsu dalam periode dua tahun terakhir.

"Saya beli botol bekas. Tiap botol saya beli Rp 10.000," ujar TW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com