Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Sinabung Berharap Segera Direlokasi

Kompas.com - 05/02/2015, 18:10 WIB

KABANJAHE, KOMPAS.com — Para pengungsi korban letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, yang sudah sekitar 1,5 tahun tinggal di hunian sementara, berharap segera direlokasi. Namun menurut pemerintah setempat, hunian relokasi untuk tahap pertama sebanyak 103 rumah tersebut dapat ditempati paling lambat Juli mendatang.

Jumlah pengungsi korban letusan Gunung Sinabung yang akan direlokasi sebanyak 370 keluarga. Mereka terdiri dari 103 keluarga warga Desa Bekerah, 136 keluarga warga Desa Sukameriah, dan 131 keluarga warga Desa Simacem yang selama ini tinggal di posko-posko pengungsian maupun rumah-rumah sewa bantuan pemerintah.

Pantauan Kompas di lahan relokasi Desa Siosar, Kecamatan Tiga Panah, Rabu (4/2), dari 103 unit rumah yang akan diserahkan bagi warga Desa Bekerah, baru 50 unit yang sudah memasuki tahap penyelesaian akhir. Sisanya baru pengerjaan tahap awal.

Lokasi tersebut berjarak sekitar 6-7 kilometer dari puncak atau berada di zona aman Gunung Sinabung. Tanah di sekeliling lahan relokasi yang berbukit-bukit juga sudah dipadatkan. Alat-alat berat dikerahkan untuk menguruk tanah gembur dengan pasir dan batu agar lebih keras.

Masing-masing rumah dibangun di lahan seluas 100 meter persegi. Hampir separuh dari luas lahan tersebut digunakan untuk bangunan rumah sederhana dengan satu ruang tidur, satu ruang utama, dan kamar mandi. Hunian itu dilengkapi kebun untuk bercocok tanam. Akses listrik sudah dialirkan, sementara fasilitas air bersih sedang dalam proses pengerjaan.

Sejumlah pengungsi dari Desa Bekerah, kemarin, juga tampak melihat-lihat calon rumah yang akan menjadi tempat tinggal mereka. ”Kami ingin segera menempati rumah-rumah relokasi ini. Sudah tidak betah hidup di pengungsian,” ujar Sabar Ginting (53), warga Desa Bekerah.

Dia mengatakan, warga dijanjikan segera bisa menempati rumah relokasi pada Juni atau Juli 2015. Namun, warga berharap dapat dipindah secepatnya supaya bisa kembali menata perekonomian mereka yang goyah pasca bencana.

Serentak

Joni Sitepu (40), pengungsi warga Desa Bekerah lainnya, berharap pemerintah memindahkan seluruh pengungsi yang berasal dari satu desa secara serentak. ”Kami juga minta ada perhatian pemerintah untuk perekonomian kami selanjutnya. Karena lahan kebun yang dijanjikan dapat digarap pasti tidak bisa segera diolah,” ujar Joni.

Sementara itu, Komandan Satuan Tugas Tanggap Darurat Bencana Erupsi Sinabung Letkol (Inf) Asep Sukarna mengakui, pembangunan hunian relokasi awalnya terhambat kondisi cuaca dan medan yang sangat berat. Sekitar 1.000 prajurit TNI dikerahkan untuk membuat akses jalan menuju hunian relokasi.

Jika hujan turun, tanah akan menjadi sangat becek dan berlumpur. Hal ini menyulitkan pengangkutan material bangunan ke lahan relokasi. ”Prajurit harus memanggul material dengan tas ransel, kerbau sewaan, atau dengan motor-motor para babinsa,” kata Asep Sukarna.

Setelah akses jalan memadai, proses pembangunan terbukti jauh lebih cepat. Kompleks relokasi menempati lahan seluas 458 hektar yang awalnya hutan produksi. TNI akan membuat 2.053 rumah bagi seluruh pengungsi di lahan tersebut.

Pemerintah menganggarkan pembangunan tiap rumah sebesar Rp 59,4 juta. Total biaya pembangunan jalan dan rumah relokasi pengungsi korban letusan Gunung Sinabung sebesar Rp 44,98 miliar, belum termasuk untuk membangun fasilitas umum dan lahan pertanian.

Asep mengatakan, pihak TNI juga meningkatkan kualitas rumah melebihi yang ditetapkan dalam spesifikasi awal. Beberapa di antaranya seperti plafon rumah, plester teras, halaman kebun, hingga cat tembok.

”Kalau dalam bestek awal jenis pekerjaan itu tidak tercantum. Tapi kami upayakan melalui dana-dana bantuan lain supaya bisa mengejar pembangunan rumah yang layak bagi pengungsi,” ujarnya.

Dipercepat

Sekretaris Daerah Kabupaten Karo Saberina, saat memantau lahan relokasi, berharap bisa menyerahkan rumah-rumah tersebut kepada pengungsi pada Juli mendatang. Untuk itu, dia meminta TNI dapat menambah personel untuk mempercepat pembangunan hunian.

Pemerintah juga bakal membangun fasilitas pendidikan dan kesehatan di permukiman baru tersebut. ”Kami masih memetakannya. Namun kami akan segera bangunkan fasilitas kesehatan setara puskesmas pembantu serta sekolah untuk warga pengungsi,” ujarnya.

Pemerintah juga bakal memberikan pelatihan keterampilan untuk memulai industri rumahan bagi para pengungsi. Keterampilan tersebut diharapkan menopang perekonomian korban bencana sembari menunggu hasil kebun seluas 0,5 hektar per keluarga yang dijanjikan bisa digarap dengan sistem pinjam. (GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com