Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Penipuan dengan Modus Ingin Sumbang Pesantren

Kompas.com - 04/02/2015, 23:48 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAs.com - Akhir-akhir ini masyarakat di Kota Magelang, Jawa Tengah, resah dengan aksi penipuan dengan cara hipnotis atau gendam. Sudah banyak korban yang tertipu uang dengan nominal cukup besar hingga ratusan juta rupiah.

Kapolres Magelang Kota AKBP Zain Dwi Nugroho menyebutkan, setidaknya ada empat korban yang tercatat telah melapor ke mapolres setempat karena mengaku telah menjadi korban gendam. Mereka adalah Dewi Marwati, warga Jogonegoro, Kecamatan Mertoyudan; Pipin Maryapin, warga Kampung Botton, Kecamatan Magelang Utara; Nuraini, warga Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan dan; Iindranati, warga Kelurahan Kemirirejo, Kota Magelang.

Peristiwa paling terakhir, kata Zain, terjadi pada akhir Januari 2015 lalu dengan korban seorang jemaah pengajian di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.

"Rata-rata mereka telah ditipu uang dengan nominal besar berkisar antara Rp 30 juta - Rp 500 juta," tandas Zain di Mapolres Magelang Kota, Rabu (4/2/2015).

Zain menjelaskan, modus operandi yang digunakan pelaku adalah dengan mendatangi salah satu korban yang dipandang memiliki cukup kekayaan. Pelaku kemudian mengatakan kepada korban bahwa ia ingin sekali menyumbang uang kepada ponpes, masjid atau tempat ibadah lain dalam jumlah yang sangat besar. Namun pelaku mengaku uang yang dimiliki dalam bentuk mata uang asing.

"Lalu pelaku meminta korban agar mata uang asing yang dimilikinya ditukar dengan rupiah yang dimiliki korban, dengan iming-iming yang separuh boleh diambil korban, sedangkan sisanya disumbangkan ke ponpes atau tempat ibadah," papar mantan Kapolsek Metro Tamansari itu.

Alasan pelaku yang terkesan baik, lanjut Zain, membuat korban terkesima. Apalagi dengan iming-iming uang dari pelaku, banyak korban yang terlena dan menuruti perintah pelaku. Saat itu pula, pelaku meminta korban mengambil uang yang disimpan di bank. Setelah uang dicairkan, pelaku langsung meminta uang tersebut dan minta pada korban untuk menunggu.

"Korban tanpa curiga langsung menyerahkan uang itu dan pelaku langsung kabur. Beberapa saat kemudian baru korban tersadar sudah menjadi korban penipuan," terang Zain.

Sejauh ini, pihaknya telah melakukan penyidikan atas kasus gendam ini. Antara lain dengan meminta keterangan sejumlah saksi, termasuk korban serta melihat rekaman CCTV terdekat dengan tempat kejadian perkara (TKP).

Zain menduga, pelaku penipuan ini lebih dari satu orang dan merupakan jaringan. Pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dan tidak mudah percaya orang tidak dikenal, apalagi sampai tergiur dengan iming-iming yang dijanjikan pelaku.

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com