Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Rusak karena Erupsi, Ekosistem Merapi Mulai Pulih

Kompas.com - 19/01/2015, 18:26 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Setelah mengalami kerusakan karena erupsi Gunung Merapi pada 2010 lalu, kini ekosistem di Taman Nasional Gunung Merapi sudah mulai pulih. Hal ini ditandai dengan mulai kembalinya hewan-hewan ke habitat Lereng Merapi.

"Saat ini, kera ekor panjang dan jenis burung sudah mulai banyak terlihat di Merapi," ujar Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan TNGM, Asep Nia Kurnia, Senin (19/1/2015).

Menurut dia, berdasarkan data, tercatat ada 154 jenis burung yang hidup di Taman Nasional Gunung Merapi sebelum tahun 2010. Namun, pasca erupsi Merapi, jumlahnya menurun.

"Tahun 2011 cenderung menurun hanya sekitar 97 jenis burung," ucapnya.

Namun demikian, setelah enam tahun berlalu spesies yang hidup di Lereng Merapi seperti Kera Ekor Panjang dan jenis burung kembali meningkat seiring mulai membaiknya ekosistem. Bahkan dari 97 jenis burung yang tersisa pasca erupsi, saat ini sudah mencapai 154 yang hidup di ekosistem Gunung Merapi.

"Peningkatan jumlah itu menjadi salah satu indikator ekosistem sudah mulai membaik. Meski memang belum sepenuhnya pulih," tegasnya.

Salah satu yang mengejutkan adalah mulai terlihatnya kembali aktivitas Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) di ekosistem Merapi. Pada bulan Desember 2014 lalu, petugas TNGM berhasil mengabadikan aktivitas Elang Jawa di Lereng Merapi sisi Timur atau Kabupaten Klaten Jawa Tengah.

"Tahun 2014 telah didata tinggal empat ekor. Dulu sebelum 2010, ada empat sampai enam ekor," tandasnya.

Bahkan guna terus menjaga keberadaannya, pasca-erupsi, tepatnya pada tahun 2013 lalu, satu ekor Elang Jawa jantan dilepasliarkan di lereng Merapi. Secara simbolis, Elang Jawa berumur empat tahun itu dilepasliarkan oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X.

Asep menuturkan, akibat Erupsi Gunung Merapi 2010 lalu ekosistem memang mengalami rusak berat. Dari catatan kerusakan hutan mencapai sekitar 2400an hektare. Perlahan-lahan TNGM terus melakukan perbaikan ekosistem, baik melalui sistem alami maupun campurtangan manusia.

"Target kita sampai akhir 2015 mendatang bisa memulihkan sampai seribu hektare," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com